Only Share What's In My Mind

Kamis, 14 Juni 2012

Pamer (^,^)

ini waktu makan2 di Amazy. ga ada acara apa2 setelah ini. gw, Ayah, Bunda, Lidya, enin sama Mas Adi ditraktir ayah makan disini. pulang2 gw sama Mas Adi niat begadang. biasa, nonton Dunia Lain. entah itu episode apaan, gw lupa total deh sama acaranya =.=

cara ayah moto' rada2 alay nggak sih? iya semuanya jadi keliatan *kecuali Adi*, tapi gw jadi inget foto anak buahnya Ayah, dia cewek, foto-foto sama temennya lewat kaca pake BB. oke, mereka emang cantik.

anyway, just FYI aja ya, Amazy itu kayak KFC. franchise-nya udah tersebar kemana-mana. yang paling enak nih, harganya muat dikantong anak SD kayak gw gini. Nice.. :)

Selasa, 12 Juni 2012

Kebon Baru V

baru satu tahun gw di SDKBV, tapi rasanya kayak udah bertahun-tahun. nggak tau kenapa perasaan ini bikin aku pengen terus-terusan bersama mereka. tapi itu berarti gw gak naik-naik, dong... nggak lah, gw juga pengen banget ke SMP. tapi pengennya sekelas isinya anak2 SDKBV kelas 6 aja. nggak mungkin.

gw inget pertama kali gw masuk kesini. sebenernya dengan cara yang gw sendiri nggak suka, dipaksa. gw eneeeek banget rasanya pindah dengan keterpaksaan ini. tapi yah, gw nurut lah.

temen gw awalnya nggak banyak. tapi semenjak gw mulai berbaur, gw skrg punya banyak temen. bukan berarti musuh gaada loh ya, musuk juga ada laah. apalagi sekarang gw punya.. bisa dipilang girlband lah, namanya T*Ala. anggotanya gw, Ica, Adis, Tasya, Melly, Farah dan Nisa. nggak nyangka, kan? gw juga! tapi ini bikin gw seneng dan semoga, mereka semua nggak akan melupakan gw :)

Senin, 11 Juni 2012

sebenernya sedikit nggak rela juga sih, my nampyeon Donghae dipasangin sama Jessica Jung SNSD. memang mereka berdua pernah pacaran selama BEBERAPA TAHUN, lalu putus. tapi katanya sampe sekarang mereka masih deket, kok. donghae pernah beberapa kali foto selca (self camera) bareng Jessica begitu juga sebalinya. malah, ada yg sempet dia twitpic, loh! TT
yang pasti, sekarang mereka hanya SEBATAS TEMAN, nggak lebih dari itu. wajar aja, Donghae kan udah punya penggantinya, yaitu aku, hohoho... :D

T*Ala !!


A little word from my blabber mouth, hehe..
Well, kalau mau dibilang jalan cerita grup kami, T*Ala, memang panjang dan berliku. Perombakan anggota, selisih paham, dan permusuhan memang kerap terjadi. Itu hal wajar dalam sebuah grup. Malah, kalau nggak ada ‘bumbu-bumbu’ itu, kami hanya sebuah grup hambar. Kalau diibaratkan baso nih, nggak ada pecin sana daun bawangnya #ganyambung =.=
Dimulai dari sebuah ‘praktek dance’ dari guru SBK kami, ibu Ela, kami membentuk sebuah grup yang awalnya terdiri dari 5 orang: Aku( Kano ), Ica, Melly, Tasya dan Farah. Awalnya susaaah banget milih lagu buat dance, apalagi diantara kita nggak ada yang jago-jago amat dance. Mulai dari lagunya 2pm, Hands Up sempet jadi pilihan kami. Terus jadi Gee-nya SNSD. Terus loncat ke lagunya Katy Perry, Fireworks yang gerakannya dirombak lagi dan lagi. Akhirnya kami memilih lagu Boyfriend-Boyfriend. Daan… kami hanya bisa melakukan gerakan pertama! Kami sama sekali nggak bisa meneruskan gerakan kebelakangnya! #ckckck
Karena banyaknya ‘kabar’ dari grup lain bahwa mereka sengaja menyewa pelatih, kami jadi kepikiran. Sewa pelatih, tapi nggak pake bayar dan yang aksesnya dekat gitu. Kebetulan nih, eonni aku bisa dance dan tahu banyak soal K-Pop, aliran music yang telah kami sepakati untuk menjadi aliran genre dance kami.
Awalnya kami maluu banget tampil menarikan lagu Boyfriend didepan eonni, apalagi cuman bagian awalnya aja. Jadi kami minta sarannya dengan sangat mendadak. Eonni bilang,
“Kalian kenapa nggak coba yang ringan aja dulu.”
Nah, dia lalu menunjukkan MV( Music Video ) milik salah satu girlband yang namanya baru aku dengar, T-Ara. Girlband beranggotakan 7 orang ini cukup unik dan beda dari yang lain. MV yang kami lihat adalah MV ‘YaYaYa’. Emang sih, dibanding gerakan dance GB yang lain, gerakan YaYaYa terhitung gampang diinget. Jadi, kami sepakat pakai lagu itu. Sekarang kami ada ber-6, ditambah Nisa yang diusulkan oleh Farah.
Setelah sekitar 1 bulan kami berlatih, kami sudah sangat siap tampil didepan kelas. Tapi, selama satu bulan itu kami juga belajar loh.. UTS menanti, dan kami harus sudah siap. Kami senang karena di hari UTS terakhir, kami akan menampilkan dance kami. Penampilan perdana kami. Note: bisa lihat gambar di cover, kan? :D
Saat kami baru saja sampai di depan kelas, perasaan nervous sekaligus senang langsung menjalari tubuhku. Menatap berpuluh pasang mata di kelas, ditambah ditonton adik kelas, membuat aku jadi semakin nervous. Aku yakin yang lain juga merasakan hal yang sama. Tapi kami semua yakin, T*Ala bisa melakukan ini.
Intro music terdengar, dan satu demi satu member menghadap penonton dari posisi semula kami yang membelakangi mereka. Lagu sudah dimainkan, dan kami mulai menari. Aku menganggap ini adalah proses latihan, aku menganggap semua penonton ini tidak ada. Sampai lagu berakhir aku masih merasa kurang puas. Suara applause bergemuruh di kelas. Aku tersenyum bahagia lalu menghela napas. Inilah momen yang kunanti-nanti. Ini saat dimana kami berhasil menunjukkan yang terbaik.
Kami melihat beberapa grup teman kami yang menurutku tak kalah hebat. Hanya saja aku merasa, T*Ala yang terbaik. T*ala yang paling kompak. T*Ala yang paling ‘matang’ menyiapkan semuanya.
Tapi, sampai sekarang belum ada pengumuman nilai dance kami. Kami tidak memusingkan itu, walau kadang rasa penasaran itu masih menjalari otakku, tapi aku menerima nilai apa adanya. Nilai yang kami dapatkan murni hasil kerja keras kami sendiri, walau dibantu oleh eonni, hehehe..
Nah, sekarang kami ada 8 orang. Ada aku, Ica, Melly, Tasya, Farah, Nisa, Adis, dan Lisa. Adis masuk sekitar pertengahan Maret. aku seneng ada Adis, soalnya aku ada temen yang sama-sama jenong ._.V
Terus Lisa masuk, dia minta dimasukin ke T*Ala atas inisiatif sendiri. Aku seneng aja karena itu berarti grup ini tambah rame. Tapi itu berarti cobaan makin banyak. Mulai dari dicela sama grup lain, sampai perpecahan di grup juga pernah kita lalui. Kita berhasil kembali menjadi satu grup utuh, T*ALA.

 






Saranghae,
Kano jenong(^.^)

Kamis, 07 Juni 2012

TwoShot FF// I Won't Let You Go// Romance, Sad


Cast: Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim Jongwoon
Genre: Romance, Sad
Note: Read by yourself ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------
Recommended song : F.I.X, Please Don’t Say
------------------------------------------------------------------------------------------------
**Satu Tahun Kemudian**
=Donghae POV=
Married
Jung Raehoon and Kim Jongwoon
Seoul Open Garden, 21 June 2012
08.00 KST
Aku menatap undangan itu lekat-lekat, sesekali mengerjap-ngerjapkan mataku, melihatnya dengan jelas. Benar apa yang ada di tanganku ini? Raehoon? Raehoon yang selama ini kukenal, menikah dengan sahabatku sendiri? Apakah ini mimpi?
Aku menyesali perbuatanku sendiri. Aku sudah meninggalkannya setahun lalu, karena aku tidak bisa melihatnya menangis saat melihatku pergi. Aku terpaksa melakukan itu demi kebaikannya. Aku masih sangat mencintainya. Andai saja semua ini hanya mimpi, namakulah yang ada disamping namanya.
Pipiku mulai terasa basah. Aku menyeka air mata yang keluar tanpa kuminta ini. Dadaku terasa sakit, lebih sakit daripada yang biasa kurasakan. Napasku mulai terasa sesak. Sulit sekali untuk mengambil napas. Aku mulai kehilangan keseimbanganku. Pandanganku mulai kabur.
Seseorang memapah tubuhku yang mulai terjatuh. Aku tidak tahu siapa orang itu sampai ku mendengar suaranya.
“Donghae! Ya! Donghae oppa!” suara Jessica bergema di telingaku.

=Raehoon POV=
Aku benar-benar melakukannya. Aku benar-benar menyetujui permintaan Yesung untuk menikahiku. Aku tidak memikirkannya matang-matang. Aku tahu Donghae sudah bahagia bersama Jessica sekarang, tapi rasa cintaku padanya belum berubah. Aku tidak bisa melupakannya.
Hari pernikahanku besok. Harusnya aku bahagia. Harusnya hari ini aku dipenuhi dengan perasaan senang dan nervous. Tapi yang kurasakan hari ini malah sebaliknya. Aku merasa sangat sedih. Aku ingin sekali menangis, tapi tidak mungkin rasanya menangis dihadapan para desainer yang sedang membantuku mencarikan gaun pengantin yang cocok.
Yesung masuk kedalam ruangan. Harus kuakui dia tampak tampan dengan tuxedo putihnya. Aku yakin dia sedang memperhatikanku yang sedang memakai gaun pengantin berwarna putih panjang dengan lengan sebahu. Rambutku kubiarkan terurai. Aku pura-pura tidak melihatnya kemari.
“Cantik sekali kamu, Raehoon-ah…” Yesung memujiku.
Aku hanya tersenyum simpul. “Gomawo.”
Yesung mulai mendekatiku. “Tolong biarkan kami berdua dulu.”katanya kepada para desainer yang sedang merapikan pakaianku. Desainer itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan bersama teman-temannya.
Kini hanya ada aku dan Yesung. Dia berdiri tepat didepanku, wajahnya berseri-seri. Senyum tersungging di bibirnya. Matanya yang sipit menatap mataku. Aku berusaha membuang pandanganku, menghindari matanya, tapi tidak bisa.
“Kau sungguh cantik.” Katanya.
Lagi-lagi aku hanya tersenyum simpul. Aku tidak mengharapkan pujian darinya, tapi mau bagaimana lagi. Dia calon suamiku.
“Hei, kenapa diam terus? Kamu gugup?”
Aku mengangguk, padahal aku sedang berbohong. Aku sama sekali tidak merasa gugup.
Tak kusangka dia mengalungkan lengannya di leherku, lalu mendongakkan daguku. Dia mencium bibirku lembut. Aku hanya terdiam dan tidak membalasnya. Tubuhku terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Bukan, bukan ciuman darinyalah yang aku inginkan.
Dia lalu mentapaku dengan tersenyum nakal. “Bagaimana, kau suka?”
Dengan lemah aku mengangguk, lalu kuusahakan tersenyum. “Ne, aku suka.”
Dia menyentil pipiku lembut. “Besok, adalah hari special kita. Jadi jangan khawatir, semuanya akan berjalan baik-baik saja.”
Setelah itu dia pergi. Aku masih terpaku ditempat dan menyentuh bibirku. Kurasakan air mata mulai mengalir di pipiku. Aku tidak mau menyekanya. Ini sangat sulit buatku. Disatu sisi aku tidak ingin menyakiti perasaan Yesung, tapi aku masih sangat menyayangi Donghae. Aku ingin namaku dan namanya tertulis berdampingan di kartu undangan, bukan namaku dengan Yesung.
Kenapa Donghae? Kenapa kamu meninggalkanku tanpa sebab? Aku masih sangat menyayangimu. Kumohon, Donghae, kembalilah.

=Donghae POV=
“Oppa.. bangunlah..” suara Jessica berhasil membangunkanku. Aku menatap kesekelilingku. Ada Hyukkie, Jessica, dan Siwon yang kuyakin dari tadi mengerubungi kasurku.
Aku mengerang lalu memegang dadaku yang masih terasa sakit. Astaga, rasa ini tidak mau hilang rupanya.
“Donghae-ah.”Hyukkie memelukku. Aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya.
“Gwenchanayo?”tanya Siwon.
Aku mengangguk. “Gwenchana.”

Jessica tersenyum, tapi dia hanya menggenggam tanganku. “Maafkan aku, oppa.. selama aku bersamamu, aku belum pernah membahagiakanmu. Mianhae..”
Aku mengelus kepalanya lembut. “Jangan berkata seperti itu, itu hanya akan menyiksamu.”
Jessica menyeka air matanya yang mulai mengering. “Aku tahu, aku terlalu egois untuk bisa bersamamu. Padahal, niatku hanya ingin merawatmu hingga..”ucapannya terhenti.
Aku termenung lagi. Benar kata Jessica, hidupku nggak akan lama lagi. Mungkin besok aku sudah tiada, dengan keadaanku yang semakin parah setiap waktunya. Karena itulah, aku tidak ingin Raehoon khawatir kepadaku. Aku tidak ingin menyaksikannya menangis, itu membuatku tambah sakit.
“Kalau kau.. ingin datang ke pernikahan Raehoon.. aku siap menjadi pendampingmu.”kata Raehoon terbata-bata.
Aku tersenyum. “Tentu saja aku mau.”

21 Juni 2012, Seoul Open Garden, Raehoon+Yesung Wedding.
=Raehoon POV=
Aku masih bersiap di ruang make up. Eomma yang membantuku memakai tiara dan memoles wajahku. Aku hanya pasrah sambil terus berkhayal bahwa ini semua pernikahanku dengan Donghae, dan seharusnya aku senang.
Eomma tersenyum. “Aku tinggal dulu, ne?”
Aku mengangguk lalu menatap diriku dalam cermin. Siapa ini? Ini bukan aku yang kukenal. Harusnya aku tidak memakai semua omong kosong ini. Apa yang salah denganku?
Pelupuk mataku mulai basah oleh air mata. Aku menyekanya pelan, aku tidak boleh merusak make up yang telah dibuatkan eomma untukku.
Pintu ruangan diketuk oleh seseorang. Aku membiarkannya masuk, dan terkejut saat melihat siapa yang datang.
Jessica dan Donghae.
Jessica tampak sangat berseri-seri. Dia membawa sekotak hadiah. Aku terlalu malas untuk membukanya. Dia tersenyum lalu memelukku.
“Chukkae, eonni! Akhirnya kau menikah.”katanya.
Aku hanya tersenyum pahit lalu melihat Donghae yang tepat berada dibelakang Jessica. Wajahnya tampak sangat pucat, dibalik tuxedo hitam yang ia kenakan hari ini.
Jessica melihatku dan Donghae yang saling bertatapan. Tatapannya menyiratkan bahwa aku harus berduaan dengannya dulu. Jadi dia meninggalkan kami berdua.

=Donghae POV=
“Selamat.”kataku akhirnya. Dadaku mulai terasa sakit lagi.
Raehoon hanya menunduk. Rambutnya yang panjang menutupi mukanya. “Bukan ini yang aku inginkan.”
aku tidak bisa menahan diriku lagi. Aku memeluknya, dengan harapan dia akan membalas pelukanku. Dan yang kudapatkan lebih dari sekedar itu. Dia menatap wajahku. Aku bisa melihat dengan jelas pipinya yang basah oleh air mata, dan lama-lama bayangan itu makin jelas.
Bibirku dan bibirnya saling bertemu. Dia menciumku cukup lama dan aku membalasnya, aku ingin membuatnya merasa nyaman untuk yang terakhir kalinya. Aku dapat merasakan hembusan napasnya yang berat dan tak beraturan.
Aku menatap wajahnya cukup lama, berharap dia berhenti menangis karena sekarang dadaku benar-benar sakit.
“Kumohon. Kalau kau kembali kepadaku, aku akan batalkan pernikahanku dengan Yesung saat ini juga.”kata Raehoon disela-sela tangisnya.
Aku menggeleng lalu mengusap air matanya. “Tidak, aku tidak bisa,Raehoon.”
Raehoon kembali menangis. “Kalau begitu, kenapa kamu datang kesini? Aku sangat mengharapkanmu kembali padaku. Kau hanya datang untuk memberiku ucapan selamat? Itu nggak ada artinya, Hae. Bukan itu yang aku inginkan darimu.”
Aku hanya tersenyum simpul. Raehoon belum tahu masalahnya, aku yakin itu.
“Aku yakin Yesung pasti bisa menjagamu dengan baik.”aku memberi jeda pada ucapanku, berharap Raehoon menatap mataku. Ya, dia memang melakukannya dan aku senang dia melakukan itu.
“Aku hanya ingin melihatmu..”aku memeluknya erat-erat. Dia balas memelukku. Aku harap dengan begini rasa sakit di dadaku mulai menghilang, nyatanya semakin lama dadaku semakin sakit.
Pandanganku mulai kabur lagi, dan aku merasa keseimbanganku mulai menghilang. Semuanya menjadi buram dimataku.

=Raehoon POV=
“Aku hanya ingin melihtamu..” Donghae memelukku. Aku tidak mengerti apa maksudnya, aku hanya ingin membalas pelukannya. Aku merasa akan kehilangan Donghae, seperti aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Perasaan apa ini?
Napas Donghae terdengar tidak beraturan ditelingaku. Tubuhnya semakin lama semakin terasa berat. Dan tiba-tiba saja dia jatuh.
“Astaga! Donghae!” jeritku. Aku memapah tubuhnya. Kulihat wajahnya tampak sangat pucat. Terutama bibirnya. Seharusnya bibir itu berwarna merah seperti biasanya. Seharusnya wajahnya berseri seperti biasanya.
“Aku.. hanya ingin melihatmu untuk.. yang terakhir kalinya, Raehoon-ah..” katanya lemah, sambil tersenyum.
Aku menggeleng. “Maksudmu?”
“Aku tidak punya banyak waktu lagi sekarang. Maaf sebelumnya aku tidak memberi tahumu. Setahun yang lalu aku divonis menderita kanker paru-paru, semakin hari keadaanku semakin memburuk. Dokter bilang hidupku tidak akan lama lagi. Makanya, aku meninggalikanmu karena aku tidak ingin melihatmu bersedih karena ku.”
Aku menangis lagi. Donghae pabbo, harusnya dia memberi tahuku dari awal!
Donghae memegangi dadanya sambil menyerngit kesakitan. Aku berusaha membantunya sambil menatap matanya, berharap rasa sakitnya akan segera hilang.
“Aku.. tidak..punya..banyak..waktu.. mianhae.. Raehoon-ah.. aku sudah membuatmu.. bersedih sepanjang.. tahun ini.. tapi.. sekarang aku ingin.. kamu bahagia.. bersama Yesung… karena dia.. bisa.. menjagamu..” Donghae berkata dengan terbata-bata, aku yakin dia merasa sangat kesakitan.
“jangan berkata seperti itu, Donghae.. kamu akan baik-baik saja, kamu masih punya banyak waktu bersamaku.” Kataku, berusaha tersenyum walau sulit sekali rasanya.
Donghae hanya tersenyum. Aku mendengar suara pintu dibuka. Aku tidak melihat siapa yang datang dan aku tidak peduli.
“aku hanya.. ingin mengucapkannya.. untuk yang terakhir kalinya..” Donghae menarik tubuhku lembut, dan aku membiarkannya melakukan itu.
“saranghaeyo.. Raehoon-ah..” lalu dia menciumku. Aku membiarkannya melakukan itu. Aku tidak ingin melepaskan ciuman ku ini untuk selamanya. Air mataku sudah mengalir dari tadi dan sekarang pasti membasahi pipi Donghae.
“Saranghae.. Raehoon..”katanya, lalu matanya terpejam.
Kenapa? Kenapa dia berhenti bernapas? Kenapa matanya terpejam? Kenapa?
“donghae..”aku menggerakkan tubuhnya. “Donghae!”
Aku memeluk tubuh Donghae yang sudah kaku. Tubuhnya sangat dingin.
“Nado, donghae.. nado saranghae..” isakku, berharap setelah aku mengatakan ini dia akan terbangun kembali. Nyatanya tidak. Dia tetap terpejam dan tidak bergerak.
Yesung memelukku dari belakang. “Sudahlah, Raehoon. Relakan dia..”
Aku terus menangis sambil memeluk Donghae. Donghae oppa, I wont let you go.. :’(

Selasa, 05 Juni 2012

Two Shot FF// I Won't Let You Go//Romance

Cast : Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim Jongwoon
Genre : Romance, Sad
Note : Silahkan baca sendiri ^.^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
=Raehoon POV=
Chagiya, mulai detik ini kita putus.
Pesan singkat dari Donghae itu membuat segalanya berubah. aku bahkan hampir tidak percaya. apakah dia hanya bercanda? apakah ini salah satu dari jokes-nya lagi?
tapi tidak. ini bukan leluconnya, dia serius memutuskan hubunganku dengannya. hubungan indah yang sudah terjalin selama kurang lebih 2 tahun.
tanpa kusadari air mataku mulai menetes dan membasahi pipiku. aku menyekanya lalu menatap layar ponsel cukup lama, berharap dia akan mengirim sms lagi dan mengatakan itu semua cuman bercanda. tapi tidak ada pesan darinya. ini semua memang sudah berakhir.

=Donghae POV=
tanganku bergetar cukup hebat saat aku memandang pesan yang baru saja kukirim untuk Raehoon. aku tidak percaya aku benar-benar melakukan hal ini. Untuknya, ini mungkin sebuah mimpi buruk. tapi hal itu juga buruk bagiku. aku terpaksa melakukannya.
aku membanting ponselku keras-keras dan menundukkan kepala, menutupi mukaku dengan kedua tangan. tanganku basah oleh airmata yang mengalir deras dari mataku. aku tidak memintanya, tapi dia keluar sendiri. hatiku terasa sakit menyadari kenyataan ini.
donghwa hyung yang sedari tadi berada dibelakangku, memelukku dari belakang. dia berbisik dengan nada lirih.
"jangan menangis, Donghae.ini semua demi kebaikanmu. Jessica sudah menunggumu."
aku hanya terdiam dan terus menangis. aku tidak mau bersama Jessica. aku hanya mau dengan seorang yeoja yang kusayang. Jung Raehoon.

=Raehoon POV=
aku tidak bisa berdiam diri di rumah. aku ingin mencari udara segar, sekedar melegakan napasku yang terasa sesak. aku mengambil jaketku lalu memakainya dengan asal. udara seoul hari ini sangat dingin dan aku mungkin bisa mati kedinginan tanpa jaket. peduli setan. tidak ada gunanya aku hidup lagi.

taman kota cukup sepi sore ini. hanya ada beberapa anak kecil tengah bermain bola. mereka semua tampak ceria. aku tersenyum simpul melihat keceriaan mereka, berharap aku dapat merasakannya juga. tapi yang kudapat, rasanya aku semakin sedih. mengingat di taman ini, kali pertama aku dan Donghae bertemu, dan menjalin hubungan.

aku duduk di kursi taman dan mulai menatap gantungan HP dari Donghae, hadiah ulangtahunku tahun lalu. gantungan itu berinisial namaku dan dan dia. hatiku sakit melihat gantungan ini, tapi aku tidak mau melepasnya. hanya ini satu-satunya kenangan dari Donghae yang kupunya.

seseorang duduk disampingku. seorang namja yang kukenal. aku mengenalnya tapi tidak berani menatap wajahnya. namja itu melihatku dan dia tersenyum. "Raehoon-sshi."

aku menoleh lalu tersenyum pahit. "Ne, Yesung-sshi."

>>TBC<<


Sedikit Tentang FF

FF ( Fan Fiction ) adalah sebuah cerita, biasanya bisa dibagi dalam beberapa part. singkatnya, FF itu cerita khayalan yang main castnya idola kita sendiri. banyak nih jenis-jenis FF. diantaranya:
1. GaJe= ngga jelas plot+alur ceritanya *just for having fun*
2. NC= hanya +17 yang boleh baca karena mengandung unsur yadong, dll *gatau ah
3. YAOI= kisah NC sesama jenis (namja) *aku ga bisa baca yg kyk gini
4. YURI= kisah NC sesama jenis (yeoja) *apalagi ini
5. Romance= kisah cinta romantis yang biasanya berlinang air mata
6. Fantasi= nggak masuk akal dan biasanya ada 'makhluk2' kyk gitu
7. Action= nah ini genre yg paling aku suka. penuh dengan senjata dan darah. I LIKE IT. ^.^

Senin, 04 Juni 2012

FF//Hawkeye//#1


Author : Farhanna Nurul Azzahra a.k.a Jung Raehoon
Cast : *Lee Sungmin
            *Park Minmi
            *Lee Donghae
            *Cho Kyuhyun
            *Jung Raehoon
            *Lee Hyukjae
            *Park Jungsoo
Genre : Action, Romance
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
=Author POV=
            PLAK!
            “Beritahu kami dimana gudang heroin itu!”bentak seorang namja.
            Yeoja yang tengah terduduk di kursi dengan tangan terikat itu hanya terdiam. Pipinya memerah bekas tamparan namja tadi. Dia masih menutup mulutnya, tidak berbicara sedikitpun.
            “Ya! Kamu bisa bicara tidak?!”tanya namja itu.
            “Lebih baik aku mati daripada memberi tahu dimana letak gudang itu, kepada sekumpulan orang tolol yang hanya mengandalkan senjata. Kalian nggak ada apa-apanya.”jawab yeoja itu santai.
            “Apa kau bilang?! Kamu berani menantangku, hah?! Belum pernah merasakan peluru caliber, hah?! Minyoung, berikan yeoja itu caliber!”suruh si namja sambil menunjuk salah seorang namja yang dipanggilnya Minyoung.
            Minyoung tersenyum sinis sambil berjalan mendekati yeoja yang tengah disandera itu. Dia menodongkan pistolnya kekepala yeoja tersebut. Anehnya, yeoja itu masih kelihatan santai.
            “Ya, kamu nggak takut sama ini?!”tanya Minyoung.
            “Cih, aku bahkan pernah mendapatkan yang lebih buruk dari itu.”jawab yeoja itu santai.
            Dia lalu tersenyum, dan tanpa diduga dia melompat, mengangkat kursi dengan tangannya yang bebas, lalu memukul kepala Minyoung. Minyoung jatuh lalu pistolnya terlempar. Dengan sekali gerakan yeoja itu mengambil caliber yang tergeletak dilantai, lalu menodongkannya kearah namja yang tadi menamparnya.
            “Ya! Suruh yeoja itu berhenti!”teriak namja itu.
            Seluruh anak buahnya bergetar ketakutan. Mereka terpaksa melawan yeoja itu, tapi mereka semua berhasil dilumpuhkan.
            Namja itu terbelalak. “K..kau.. bagaimana bisa?”
            Yeoja itu mendelik. “Kau mungkin baru kenal aku sekarang, pak tua. Namaku Park Minmi, dan aku sengaja kemari untuk mengangkapmu.”
            Minmi menembak pergelangan kaki namja tersebut, lalu dia jatuh tersungkur seketika.
            “Nah, sekarang sudah beres. Tinggal memanggil beberapa orang kesini.”Minmi lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.
            “Yeoboseyo? Raehooon~sshi? Bisa kirim bantuan kesini? Ne, si pengedar heroin itu sudah kulumpuhkan. Jangan lama-lama, aku mau cepet-cepet pulang.”Minmi lalu memutuskan telepon dan melihat ‘korbannya’.
            “Hati-hati kalau berurusan sama Park Minmi, urusannya bisa panjang.”

=Minmi POV=
            “Kerja bagus, cinguu.. chukkae!”Raehoon datang sambil tersenyum. Dia keluar dari mobilnya lalu menepuk pundakku.
            “Biasa deh, aku sering menangkap yang kayak gini. Lebih berbahaya dari ini malah.”kataku sambil tersenyum kecut.
            “Ya, aku memujimu! Oke, kau memang Park ‘mata-mata paling hebat’ Minmi. Wow.”Raehoon cemberut. Aku tertawa melihat sikapnya yang masih kekanak-kanakan. Padahal, dia juga berada di dalam divisi penting di kepolisian. Tepatnya, divisi investigasi. Keren.
            “Mianhae, aku cuman bercanda, koook…”kataku sambil merangkulnya.
            “Ya sudah, kamu mau pulang sekarang? Minta Kyu anterin kamu aja. Sekarang sudah malam, dan bukan waktu yang baik untuk seorang gadis muda pulang sendirian. Lagipula, apartemenmu kan jauh.”kata Raehoon.
            “Ne, mana dia?”tanyaku, sambil memakai jaket untuk menghangatkan tubuhku.
            “Itu dia.”jawab Raehoon sambil menunjuk seseorang dibelakangku. Aku berbalik kebelakang dan mendapati Kyu yang sepertinya baru saja datang.
            “Apa?”tanya Kyu yang sepertinya kebingungan.
            “Mau kan nganter aku pulang?”tanyaku tanpa basa-basi.
            “Ah, ne, boleh. Kebetulan aku searah sama apartemen kamu.”jawab Kyu, sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
            “Bagus, kalau gitu, kajja!”ajakku.
            “Oh iya, Minmi, besok kamu jangan datang terlambat ke kantor, ne? Pak Kepala ingin membicarakan sesuatu kepadamu. Katanya sih kamu mau dikasih ‘misi khusus’. Itu juga aku tau dari Kyu.”kata Raehoon.
            “Ne, besok kamu nggak boleh datang terlambat.”kata Kyuhyun.
            “Misi? Misi apa?”tanyaku.
            “Sudahlah, besok juga kamu akan tau. Oh iya, dan sepertinya di misimu yang satu ini kamuakan bekerja sama dengan agen yang lain.”jawab Kyu. “Kajja, katanya mau pulang!”Kyu lalu menarik tanganku dan membawaku ke mobilnya.
*
            Meskipun sekarang aku sudah berada diatas kasurku, bersiap untuk tidur, aku masih terbayang-bayang pesan Raehoon tadi. Misi khusus? Misi macam apa? Setahuku Pak Kepala tidak pernah seserius ini. Dan aku akan bekerja sama dengan agen yang lain? Siapa?
            Ah, sudahlah Park Minmi. Kamu harus bisa menangkan dirimu. Pergilah tidur dan kamu harus sudah siap untuk besok!

=Sungmin POV=
            Yeoboseyo? Sungmin hyung?”tanya orang dari seberang.
            “Yeoboseyo, ne ada apa Hae?”aku balik bertanya sambil terus menyetir.
            Pak Kepala ingin berbicara denganmu.”kata Hae.
            “Pak Kepala? Tidak biasanya. Oke, dimana dia?”tanyaku.
            Ini, sebentar kualihkan ya.”lalu terdengar suara ponsel yang dipindahkan, dan sekarang terdengar suara Pak Kepala yang berat.
            Yeoboseyo, Sungmin-ah. Sedang sibuk?
            “Anni, ada apa?”tanyaku, lalu memarkir mobilku ke tepi jalan. Aku yakin, kalau Pak Kepala ingin berbicara kepadaku, percakapan ini bakal panjang.
            Aku punya satu misi khusus untukmu, mungkin kamu akan menyukainya.
            “Misi?”ulangku.
            Ne, ini bersangkutan dengan kasus kematian… um… yeojachingumu lima tahun yang lalu.
            Aku terdiam. “Baiklah, seperti apa misinya?”
            Baru-baru ini, di daerah sekitar Busan terjadi pembunuhan berantai. Polisi local melapor kepada kantor pusat dan mengirimkan beberapa petunjuk dan barang bukti kepada kami. Kami melakukan riset, penelitian, dan menarik kesimpulan bahwa pelaku pembunuhan berantai ini sama dengan pelaku pembunuhan berantai di Seoul lima tahun silam. Kupikir kamu mau untuk menyelidikinya dan memecahkan kasus ini.”jawab Pak Kepala.
            Aku menarik napas panjang. “Aku mengerti. Aku mau.”jawabku.
            Baikalah, tapi di misi kali ini kamu nggak akan sendirian. Akan ada seorang agen kesayanganku juga, mungkin kamu belum pernah bertemu dengannya, yang akan menjadi rekanmu. Nggak masalah kan?
            “Rekan?”ulangku. “Dia yeoja atau namja?”
            Dia yeoja yang tangguh, kuat dan hebat. Dia keren, sebaiknya kamu senang bekerja sama dengannya.”jawab Pak Kepala, dari nadanya kudengar dia sedikit tertawa.
            “Aigoo… Baiklah Pak Kepala, aku akan ke kantor besok.”kataku pasrah.
            Bagus. Sudah ya, ini sudah malam. Sebaiknya kamu cepat pulang. Oh iya, jangan mengemudi terlalu ngebut, nanti kamu celaka.”
            “Darimana.. Kau tau kalau aku tadi sedang menyetir?”tanyaku heran.
            Oh, itu gampang. Aku selalu tau. Sudah ya.”lalu sambungan telepon diputus. Aku menatap layar ponselku dengan heran lalu geleng-geleng kepala. Pak Kepala memang sedikit aneh.
            Sudahlah, aku melanjutkan perjalananku.

=Minmi POV=
            Aku datang ke kantor pusat lebih pagi dari semua orang, jam tujuh pagi. Nggak biasanya sih aku bangun jam lima pagi, mungkin karena otakku sudah men-setnya agar bangun pagi. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan disaat kantor masih sepi. Kuyakin, Pak Kepala Jungsoo belum datang. Aku malah berani bertaruh kalau aku adalah satu-satunya orang yang datang ‘kepagian’.
            Aku mendengar suara langkah kaki dari belakang. Aku mulai mempertajam pendengaranku dan mencoba menebak langkah kaki siapa ini. Langkah ini santai namun tegas. Aku dapat mendengar hembusan napas si pemilik langkah kaki tersebut yang beraturan.
            Aku memberanikan diri untuk menoleh kebelakang, melihat siapa yang datang. Satu detik.. Dua detik… Aku melihat sesosok namja yang lumayan pendek, rambutnya cepak dan tangannya berisi. Sepertinya dia rajin gym atau semacamnya. Siapa dia? Aku belum pernah bertemu dengannya.
            “Annyeong haseyo.”sapa namja itu.
            “Annyeong haseyo.”balasku.
            “Um.. sepertinya aku baru melihatmu.”kata namja itu.
            “Aku juga. Kenalkan, Park Minmi imnida.”kataku sambil mengulurkan tangan, bermaksud untuk berkenalan secara baik-baik kepadanya.
            “Ah, Lee Sungmin imnida.”ternyata namja yang bernama Sungmin itu menjabat tanganku.
            Kami lalu duduk didepan kantor Pak Kepala Jungsoo sambil sesekali mengobrol. Aku hanya tau bahwa dia kelahiran tahun 1986, tepatnya tanggal 1 Januari. Kami lahir di tahun yang sama.
            Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Ini pasti langkah kaki milik Pak Kepala Jungsoo. Dia selalu senang memakai penutup kepalanya yang sudah mulai usang dan jaket tebalnya yang sudah termakan usia.
            “Wah,tampaknya kalian sudah saling mengenal.”kata Pak Kepala Jungsoo.
            Aku langsung berdiri dan hormat kepada Pak Kepala Jungsoo. Begitu juga Sungmin.
            “Ah, kalian tidak perlu memberi hormat begitu. Aku juga, sama seperti kalian.”kata Pak Kepala Jungsoo lalu tertawa kecil.
            Aku tersenyum. “Kau ini, sudah sepantasnya aku memberi hormat kepadamu. Kamu kan atasanku, Pak.”
            “Jangan panggil pak, deh. Kesannya aku tua banget. Panggil oppa aja, ne?”tanya Pak Kepala Jungsoo genit.
            Aku mendelik, Sungmin lalu tertawa melihat sikapku.
            “Baiklah, jadi apa yang ingin anda bicarakan, Kepala?”tanya Sungmin. Kali ini nadanya serius.
            Pak Kepala Jungsoo mengangguk. “Ne, aku ingin membicarakan sesutau dengan kalian berdua. Sungmin sudah tau hal ini. Tapi, kamu belum tau kan, Minmi?”
            Aku terbelalak kaget. “Ne. memangnya ada apa?”tanyaku.
            “Lebih baik kita membicarakannya di ruanganku.”

=Sungmin POV=
            “MWO?! BUSAN?!”jerit Minmi tepat di telingaku.
            “Ne, waeyo, chagi? Kamu nggak suka Busan?”tanya Kepala Jungsoo santai.
            “Bu..Bukan itu maksudku.. Daerah itu.. Kota itu..”Minmi menjawab dengan terbata-bata.
            Kepala Jungsoo hanya tersenyum simpul, lalu matanya menatapku.
            “Sungmin-ah, kamu sudah pernah berhadapan dengan kasus ini sebelumnya. Kalau kali ini kamu berhasil, hadiahnya besar.”
            “Hadiah? Memang ada hadiah segala?”tanyaku heran.
            “Ne, cuman hadiah kecil-kecilan sih.. Tapi, anggap saja ini award dariku.”jawab Pak Kepala Jungsoo sambil merapikan poninya.
            “Ka.. Kalau begitu, kapan aku akan pergi ke Busan?”tanya Minmi.
            “Pertanyaan yang bagus. Kamu akan pergi besok, dengan pesawat yang berangkat jam delapan pagi. Jadi, kamu nggak boleh kesiangan. Aku sudah memesan tiket untuk kalian berdua. Tapi, aku nggak bisa memesan yang kelas VIP,  jadi kalian harus bisa berperan sebagai orang biasa.”jawab Pak Kepala Jungsoo.
            “Aku memang orang biasa, kok.”tanggapku.
            Hening sesaat. Minmi tampak sedang menggigit-gigit jarinya sedangkan Pak Kepala Jungsoo merapikan poninya.
            “Hm.. Baiklah, kalau begitu hari ini aku akan berkemas. Berapa lama aku akan berada di Busan?”tanyaku.
            “Sampai kasus itu selesai dan pelakunya tertangkap. Kalau dalam 1 minggu kau dan Minmi tidak berhasil, kalian boleh pulang ke Seoul lagi.”jawab Pak Kepala Jungsoo.
            Minmi lalu berdiri dan membungkuk. “Gamsahamnida, Pak Kepala. Aku akan pulang dulu.”dia lalu pergi meninggalkan kantor.
            Aku memperhatikan yeoja itu pergi meninggalkan aku berdua dengan Pak Kepala Jungsoo. Kuciran kudanya bergoyang setiap dia melangkah. Itu membuatnya tampak lucu. Eh, kenapa aku ngomongin dia?
            “Dia kayakanya kaget tuh. Samperin sana.”suruh Pak Kepala Jungsoo.
            “Siapa? Aku?”tanyaku
            “Iyalah, kamu. Siapa lagi? Sana!”
            Aku menghela napas lalu berjalan menyusul Minmi yg sekarang sudah turun. Kupikir dia pasti nggak akan pergi jauh-jauh. Mungkin dia akan berada di kafe seberang kantor, menikmati secangkir cappuccino. Yah, itu yang biasa kulakukan kalau aku sedang bingung. Dia juga pasti merasakan hal yang sama.

=Minmi POV=
            “Cappuccino espresso satu.”pesanku.
            Pelayan tampak mencatat pesananku. “Ada yang lain?”
            “Nggak, itu aja.”jawabku.
            “Baiklah, tunggu sebentar ne..”pelayan itu lalu pergi ke dapur. Aku hanya tersenyum simpul.
            Misi rahasia? Di Busan? Tempat itu kan.. Kampung halamanku. Disana semuanya bermula, impianku menjadi seorang polisi dan sekarang aku sudah menjadi agen rahasia, bersama Sungmin dan menjalankan misi pertamaku bersamanya. Huft, ini semua gila.
            “Pesanan anda, nyonya.”kata seseorang yang membuyarkan lamunanku.
            Aku mendongak untuk melihat siapa yang datang. Sungmin? Dia membawa dua gelas cappuccino.
            “Boleh aku duduk?”tanya Sungmin sambil tersenyum.
            “Ne, tentu saja.”jawabku sambil mengalihkan pandangan darinya.
            Sungmin duduk didepanku lalu menyodorkan cappuccino. Aku hanya tersenyum lalu mengambil segelas cappuccino-ku, dan menyeruputnya pelan-pelan.
            “Gwenchana?”tanya Sungmin pelan.
            Aku hampir tersedak kopi saat mendengar pertanyaannya. Ayolah Minmi, kamu bisa menjawabnya.
            “Gwenchanayo.”jawabku.
            Dia tersenyum tipis. “Kamu kelihatan shock.. Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan.”
            Aku hanya terdiam sambil meremas-remas tanganku. Nggak mungkin aku menceritakan semua masa laluku yang kelam kepadanya sekarang, kan?
            “Anni. Aku cuman… kaget.”
            Sungmin menatapku dengan penuh tanda tanya. Kami saling menatap mata satu sama lain sekilas, dan aku buru-buru buang muka.
            “Ha ha ha.. Nggak masalah kalau kamu nggak mau cerita sekarang, aku bisa mengerti itu.”kata Sungmin.
            “Mwo?”tanyaku heran.
            “Ada beberapa hal yang tidak bisa kita ceritakan kepada orang lain. Aku sangat mengerti perasaan itu.”jawab Sungmin.
            Aku menghela napas. Sungmin hanya tersenyum lalu kami berdua kembali meminum kopi masing-masing.
            “Dimana kamu tinggal?”tanya Sungmin.
            “Dua blok dari sini.”jawabku. “Aku tinggal di dorm.”
            “Oh, sendiri?”tanya Sungmin lagi.
            Aku mengangguk. “Ne.”
            Sungmin manggut-manggut. “Kamu berani juga, ya.”
            Aku terkekeh. “Dari awal aku memulai karirku sebagai agen, aku sudah terbiasa hidup  sendiri.”
            “Memangnya, kamu dari mana?”tanya Sungmin.
            Aku terdiam mendengar pertanyaanya. “B..Busan.”
            Hening sesaat. Aku mengatup-ngatupkan ujung sepatuku sedangkan Sungmin menatap keluar jendela.
            “Jadi, karena itu kamu kaget?”
            “Ne.”jawabku cepat.
            “Waeyo?”       
            “K.. Karena itu.. Kampung halamanku.”jawabku, astaga, mataku mulai basah. Kenapa aku jadi cengeng begini?
            “Semua keluargamu ada disana?”tanya Sungmin pelan.
            Aku mengangguk. “Aku.. sudah lama nggak bertemu dengan keluargaku. Rasanya pasti… berbeda.”
            Sungmin meraih tanganku dan menggenggamnya. “Sudahlah, jangan menjadikan ini beban untukmu. Kalau kamu… merasa misi ini berat, kamu bisa menggantinya.”
            “Andwe!”aku berseru. “Aku sangat menanti-nanti misi ini, malah.”
            “Nah, itu baru semangat.”dia menepuk kepalaku ringan.
            Aku tersenyum. “Kalau begitu, lebih baik sekarang aku berkemas. Gamsahamnida Sungmin~sshi!”aku lalu meninggalkan Sungmin dan sedikit berlari menuju mobilku. Setelah itu aku mengarahkannya ke dorm. Karena Sungmin, sekarang aku sudah lupa sama masalahku.

=Sungmin POV=
            Aku memperhatikan Minmi yang berjalan dengan riang menuju mobilnya. Dia yeoja yang aneh. Semenit yang lalu dia tampak sangat tertekan. Tapi dia berubah drastis menjadi riang gembira lagi.
            Aku menghabiskan kopiku lalu memandang keluar jendela, melihat beberapa mobil berlalu lalang. Besok aku tidak akan ada di Seoul lagi. Aku harus bisa menikmati hari terakhirku ini.
            Seorang namja yang tadi duduk dibelakang kami berdua, tiba-tiba berdiri lalu pergi keluar. Tubuhnya tegap dan proporsional. Gerak-geriknya aneh dan mencurigakan, sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu.
            Aku mengikutinya keluar kafe. Dia berjalan menuju daerah yang padat dan hampir saja menghilang dari pandanganku. Dia terus berjalan dengan langkah cepat, menuju sebuah gang sempit. Aku curiga, jangan-jangan dia mendengar percakapanku dengan Minmi tadi.
            Dia berjalan menelusuri hampir semua ‘jalan tikus’ yang aku sama sekali tidak tahu ada di kota Seoul ini. Dia akhirnya berhenti, matanya menatap sebuah gedung yang lumayan tinggi. Jadi, ini adalah jalan pintas menuju sebuah apartemen.
            Sebuah mobil berhenti didepan apartemen. Mobil itu kan.. mobilnya Minmi?
            Namja itu merogoh saku jaketnya, dan mengeluarkan sesuatu yang sama sekali tidak kuduga. Dia mengeluarkan pistol.
            Dengan kecepatan kilat aku mencegahnya menembak Minmi. Aku meninju kepalanya, berusaha membuatnya kehilangan keseimbangan lalu menjatuhkan pistolnya. Tapi dia menggenggamnya cukup erat. Aku dengan terpaksa meluncurkan tembakan sembarangan kelangit, berharap pelurunya segera habis.
            Minim terkejut melihatku bertarung dengan namja itu, dan dia berusaha membantu, sepertinya. Dia meloncati kap mobilnya, dan…

TBC>>
Annyeong haseyo! FF kali ini aku buat, terinspirasi waktu aku lagi nonton film Mission Imposibble 4 =.= jadi genre-nya action gitu.. FF ini nggak luput dari typo kok, jadi untuk kritik dan saran silahkan tulis di comment. NO BASH! Karena itu merupakan tindak kekerasan, ne? jangan lupa RCL! Sebuah FF tanpa RCL kayak semangkuk baso tapi nggak ada basonya (?) tunggu part 2 nya ya! Gamsahamnida! #bow with Hae