ini waktu makan2 di Amazy. ga ada acara apa2 setelah ini. gw, Ayah, Bunda, Lidya, enin sama Mas Adi ditraktir ayah makan disini. pulang2 gw sama Mas Adi niat begadang. biasa, nonton Dunia Lain. entah itu episode apaan, gw lupa total deh sama acaranya =.=
cara ayah moto' rada2 alay nggak sih? iya semuanya jadi keliatan *kecuali Adi*, tapi gw jadi inget foto anak buahnya Ayah, dia cewek, foto-foto sama temennya lewat kaca pake BB. oke, mereka emang cantik.
anyway, just FYI aja ya, Amazy itu kayak KFC. franchise-nya udah tersebar kemana-mana. yang paling enak nih, harganya muat dikantong anak SD kayak gw gini. Nice.. :)
Kamis, 14 Juni 2012
Selasa, 12 Juni 2012
Kebon Baru V
baru satu tahun gw di SDKBV, tapi rasanya kayak udah bertahun-tahun. nggak tau kenapa perasaan ini bikin aku pengen terus-terusan bersama mereka. tapi itu berarti gw gak naik-naik, dong... nggak lah, gw juga pengen banget ke SMP. tapi pengennya sekelas isinya anak2 SDKBV kelas 6 aja. nggak mungkin.
gw inget pertama kali gw masuk kesini. sebenernya dengan cara yang gw sendiri nggak suka, dipaksa. gw eneeeek banget rasanya pindah dengan keterpaksaan ini. tapi yah, gw nurut lah.
temen gw awalnya nggak banyak. tapi semenjak gw mulai berbaur, gw skrg punya banyak temen. bukan berarti musuh gaada loh ya, musuk juga ada laah. apalagi sekarang gw punya.. bisa dipilang girlband lah, namanya T*Ala. anggotanya gw, Ica, Adis, Tasya, Melly, Farah dan Nisa. nggak nyangka, kan? gw juga! tapi ini bikin gw seneng dan semoga, mereka semua nggak akan melupakan gw :)
gw inget pertama kali gw masuk kesini. sebenernya dengan cara yang gw sendiri nggak suka, dipaksa. gw eneeeek banget rasanya pindah dengan keterpaksaan ini. tapi yah, gw nurut lah.
temen gw awalnya nggak banyak. tapi semenjak gw mulai berbaur, gw skrg punya banyak temen. bukan berarti musuh gaada loh ya, musuk juga ada laah. apalagi sekarang gw punya.. bisa dipilang girlband lah, namanya T*Ala. anggotanya gw, Ica, Adis, Tasya, Melly, Farah dan Nisa. nggak nyangka, kan? gw juga! tapi ini bikin gw seneng dan semoga, mereka semua nggak akan melupakan gw :)
Senin, 11 Juni 2012
sebenernya sedikit nggak rela juga sih, my nampyeon Donghae dipasangin sama Jessica Jung SNSD. memang mereka berdua pernah pacaran selama BEBERAPA TAHUN, lalu putus. tapi katanya sampe sekarang mereka masih deket, kok. donghae pernah beberapa kali foto selca (self camera) bareng Jessica begitu juga sebalinya. malah, ada yg sempet dia twitpic, loh! TT
yang pasti, sekarang mereka hanya SEBATAS TEMAN, nggak lebih dari itu. wajar aja, Donghae kan udah punya penggantinya, yaitu aku, hohoho... :D
yang pasti, sekarang mereka hanya SEBATAS TEMAN, nggak lebih dari itu. wajar aja, Donghae kan udah punya penggantinya, yaitu aku, hohoho... :D
T*Ala !!
A little word from my blabber
mouth, hehe..
Well, kalau mau dibilang jalan
cerita grup kami, T*Ala, memang panjang dan berliku. Perombakan anggota,
selisih paham, dan permusuhan memang kerap terjadi. Itu hal wajar dalam sebuah
grup. Malah, kalau nggak ada ‘bumbu-bumbu’ itu, kami hanya sebuah grup hambar.
Kalau diibaratkan baso nih, nggak ada pecin sana daun bawangnya #ganyambung =.=
Dimulai dari sebuah ‘praktek
dance’ dari guru SBK kami, ibu Ela, kami membentuk sebuah grup yang awalnya
terdiri dari 5 orang: Aku( Kano ), Ica, Melly, Tasya dan Farah. Awalnya susaaah
banget milih lagu buat dance, apalagi diantara kita nggak ada yang jago-jago
amat dance. Mulai dari lagunya 2pm, Hands Up sempet jadi pilihan kami. Terus
jadi Gee-nya SNSD. Terus loncat ke lagunya Katy Perry, Fireworks yang
gerakannya dirombak lagi dan lagi. Akhirnya kami memilih lagu
Boyfriend-Boyfriend. Daan… kami hanya bisa melakukan gerakan pertama! Kami sama
sekali nggak bisa meneruskan gerakan kebelakangnya! #ckckck
Karena banyaknya ‘kabar’ dari
grup lain bahwa mereka sengaja menyewa pelatih, kami jadi kepikiran. Sewa
pelatih, tapi nggak pake bayar dan yang aksesnya dekat gitu. Kebetulan nih,
eonni aku bisa dance dan tahu banyak soal K-Pop, aliran music yang telah kami
sepakati untuk menjadi aliran genre dance kami.
Awalnya kami maluu banget
tampil menarikan lagu Boyfriend didepan eonni, apalagi cuman bagian awalnya
aja. Jadi kami minta sarannya dengan sangat mendadak. Eonni bilang,
“Kalian kenapa nggak coba yang
ringan aja dulu.”
Nah, dia lalu menunjukkan MV(
Music Video ) milik salah satu girlband yang namanya baru aku dengar, T-Ara.
Girlband beranggotakan 7 orang ini cukup unik dan beda dari yang lain. MV yang
kami lihat adalah MV ‘YaYaYa’. Emang sih, dibanding gerakan dance GB yang lain,
gerakan YaYaYa terhitung gampang diinget. Jadi, kami sepakat pakai lagu itu.
Sekarang kami ada ber-6, ditambah Nisa yang diusulkan oleh Farah.
Setelah sekitar 1 bulan kami
berlatih, kami sudah sangat siap tampil didepan kelas. Tapi, selama satu bulan
itu kami juga belajar loh.. UTS menanti, dan kami harus sudah siap. Kami senang
karena di hari UTS terakhir, kami akan menampilkan dance kami. Penampilan
perdana kami. Note: bisa lihat gambar di cover, kan? :D
Saat kami baru saja sampai di
depan kelas, perasaan nervous sekaligus senang langsung menjalari tubuhku.
Menatap berpuluh pasang mata di kelas, ditambah ditonton adik kelas, membuat
aku jadi semakin nervous. Aku yakin yang lain juga merasakan hal yang sama.
Tapi kami semua yakin, T*Ala bisa melakukan ini.
Intro music terdengar, dan satu
demi satu member menghadap penonton dari posisi semula kami yang membelakangi
mereka. Lagu sudah dimainkan, dan kami mulai menari. Aku menganggap ini adalah
proses latihan, aku menganggap semua penonton ini tidak ada. Sampai lagu
berakhir aku masih merasa kurang puas. Suara applause bergemuruh di kelas. Aku
tersenyum bahagia lalu menghela napas. Inilah momen yang kunanti-nanti. Ini
saat dimana kami berhasil menunjukkan yang terbaik.
Kami melihat beberapa grup
teman kami yang menurutku tak kalah hebat. Hanya saja aku merasa, T*Ala yang
terbaik. T*ala yang paling kompak. T*Ala yang paling ‘matang’ menyiapkan
semuanya.
Tapi, sampai sekarang belum ada
pengumuman nilai dance kami. Kami tidak memusingkan itu, walau kadang rasa
penasaran itu masih menjalari otakku, tapi aku menerima nilai apa adanya. Nilai
yang kami dapatkan murni hasil kerja keras kami sendiri, walau dibantu oleh
eonni, hehehe..
Nah, sekarang kami ada 8 orang.
Ada aku, Ica, Melly, Tasya, Farah, Nisa, Adis, dan Lisa. Adis masuk sekitar
pertengahan Maret. aku seneng ada Adis, soalnya aku ada temen yang sama-sama
jenong ._.V
Terus Lisa masuk, dia minta
dimasukin ke T*Ala atas inisiatif sendiri. Aku seneng aja karena itu berarti
grup ini tambah rame. Tapi itu berarti cobaan makin banyak. Mulai dari dicela
sama grup lain, sampai perpecahan di grup juga pernah kita lalui. Kita berhasil
kembali menjadi satu grup utuh, T*ALA.
Saranghae,
Kano jenong(^.^)
Kamis, 07 Juni 2012
TwoShot FF// I Won't Let You Go// Romance, Sad
Cast: Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim
Jongwoon
Genre: Romance, Sad
Note: Read by yourself ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------
Recommended song : F.I.X, Please Don’t Say
------------------------------------------------------------------------------------------------
**Satu Tahun Kemudian**
=Donghae POV=
Married
Jung Raehoon and Kim Jongwoon
Seoul Open Garden, 21 June 2012
08.00 KST
Aku
menatap undangan itu lekat-lekat, sesekali mengerjap-ngerjapkan mataku,
melihatnya dengan jelas. Benar apa yang ada di tanganku ini? Raehoon? Raehoon
yang selama ini kukenal, menikah dengan sahabatku sendiri? Apakah ini mimpi?
Aku
menyesali perbuatanku sendiri. Aku sudah meninggalkannya setahun lalu, karena
aku tidak bisa melihatnya menangis saat melihatku pergi. Aku terpaksa melakukan
itu demi kebaikannya. Aku masih sangat mencintainya. Andai saja semua ini hanya
mimpi, namakulah yang ada disamping namanya.
Pipiku
mulai terasa basah. Aku menyeka air mata yang keluar tanpa kuminta ini. Dadaku
terasa sakit, lebih sakit daripada yang biasa kurasakan. Napasku mulai terasa
sesak. Sulit sekali untuk mengambil napas. Aku mulai kehilangan keseimbanganku.
Pandanganku mulai kabur.
Seseorang
memapah tubuhku yang mulai terjatuh. Aku tidak tahu siapa orang itu sampai ku
mendengar suaranya.
“Donghae!
Ya! Donghae oppa!” suara Jessica bergema di telingaku.
=Raehoon
POV=
Aku
benar-benar melakukannya. Aku benar-benar menyetujui permintaan Yesung untuk
menikahiku. Aku tidak memikirkannya matang-matang. Aku tahu Donghae sudah
bahagia bersama Jessica sekarang, tapi rasa cintaku padanya belum berubah. Aku
tidak bisa melupakannya.
Hari
pernikahanku besok. Harusnya aku bahagia. Harusnya hari ini aku dipenuhi dengan
perasaan senang dan nervous. Tapi yang kurasakan hari ini malah sebaliknya. Aku
merasa sangat sedih. Aku ingin sekali menangis, tapi tidak mungkin rasanya
menangis dihadapan para desainer yang sedang membantuku mencarikan gaun
pengantin yang cocok.
Yesung
masuk kedalam ruangan. Harus kuakui dia tampak tampan dengan tuxedo putihnya.
Aku yakin dia sedang memperhatikanku yang sedang memakai gaun pengantin
berwarna putih panjang dengan lengan sebahu. Rambutku kubiarkan terurai. Aku
pura-pura tidak melihatnya kemari.
“Cantik
sekali kamu, Raehoon-ah…” Yesung memujiku.
Aku
hanya tersenyum simpul. “Gomawo.”
Yesung mulai
mendekatiku. “Tolong biarkan kami berdua dulu.”katanya kepada para desainer
yang sedang merapikan pakaianku. Desainer itu mengangguk lalu meninggalkan
ruangan bersama teman-temannya.
Kini
hanya ada aku dan Yesung. Dia berdiri tepat didepanku, wajahnya berseri-seri.
Senyum tersungging di bibirnya. Matanya yang sipit menatap mataku. Aku berusaha
membuang pandanganku, menghindari matanya, tapi tidak bisa.
“Kau
sungguh cantik.” Katanya.
Lagi-lagi
aku hanya tersenyum simpul. Aku tidak mengharapkan pujian darinya, tapi mau
bagaimana lagi. Dia calon suamiku.
“Hei,
kenapa diam terus? Kamu gugup?”
Aku
mengangguk, padahal aku sedang berbohong. Aku sama sekali tidak merasa gugup.
Tak
kusangka dia mengalungkan lengannya di leherku, lalu mendongakkan daguku. Dia
mencium bibirku lembut. Aku hanya terdiam dan tidak membalasnya. Tubuhku terasa
kaku dan tidak bisa bergerak. Bukan, bukan ciuman darinyalah yang aku inginkan.
Dia
lalu mentapaku dengan tersenyum nakal. “Bagaimana, kau suka?”
Dengan
lemah aku mengangguk, lalu kuusahakan tersenyum. “Ne, aku suka.”
Dia
menyentil pipiku lembut. “Besok, adalah hari special kita. Jadi jangan
khawatir, semuanya akan berjalan baik-baik saja.”
Setelah
itu dia pergi. Aku masih terpaku ditempat dan menyentuh bibirku. Kurasakan air
mata mulai mengalir di pipiku. Aku tidak mau menyekanya. Ini sangat sulit
buatku. Disatu sisi aku tidak ingin menyakiti perasaan Yesung, tapi aku masih
sangat menyayangi Donghae. Aku ingin namaku dan namanya tertulis berdampingan
di kartu undangan, bukan namaku dengan Yesung.
Kenapa
Donghae? Kenapa kamu meninggalkanku tanpa sebab? Aku masih sangat menyayangimu.
Kumohon, Donghae, kembalilah.
=Donghae
POV=
“Oppa..
bangunlah..” suara Jessica berhasil membangunkanku. Aku menatap kesekelilingku.
Ada Hyukkie, Jessica, dan Siwon yang kuyakin dari tadi mengerubungi kasurku.
Aku
mengerang lalu memegang dadaku yang masih terasa sakit. Astaga, rasa ini tidak
mau hilang rupanya.
“Donghae-ah.”Hyukkie
memelukku. Aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya.
“Gwenchanayo?”tanya
Siwon.
Aku
mengangguk. “Gwenchana.”
Jessica
tersenyum, tapi dia hanya menggenggam tanganku. “Maafkan aku, oppa.. selama aku
bersamamu, aku belum pernah membahagiakanmu. Mianhae..”
Aku
mengelus kepalanya lembut. “Jangan berkata seperti itu, itu hanya akan
menyiksamu.”
Jessica
menyeka air matanya yang mulai mengering. “Aku tahu, aku terlalu egois untuk
bisa bersamamu. Padahal, niatku hanya ingin merawatmu hingga..”ucapannya
terhenti.
Aku
termenung lagi. Benar kata Jessica, hidupku nggak akan lama lagi. Mungkin besok
aku sudah tiada, dengan keadaanku yang semakin parah setiap waktunya. Karena
itulah, aku tidak ingin Raehoon khawatir kepadaku. Aku tidak ingin
menyaksikannya menangis, itu membuatku tambah sakit.
“Kalau
kau.. ingin datang ke pernikahan Raehoon.. aku siap menjadi pendampingmu.”kata
Raehoon terbata-bata.
Aku
tersenyum. “Tentu saja aku mau.”
21 Juni 2012, Seoul Open Garden, Raehoon+Yesung
Wedding.
=Raehoon
POV=
Aku
masih bersiap di ruang make up. Eomma yang membantuku memakai tiara dan memoles
wajahku. Aku hanya pasrah sambil terus berkhayal bahwa ini semua pernikahanku
dengan Donghae, dan seharusnya aku senang.
Eomma
tersenyum. “Aku tinggal dulu, ne?”
Aku
mengangguk lalu menatap diriku dalam cermin. Siapa ini? Ini bukan aku yang
kukenal. Harusnya aku tidak memakai semua omong kosong ini. Apa yang salah
denganku?
Pelupuk
mataku mulai basah oleh air mata. Aku menyekanya pelan, aku tidak boleh merusak
make up yang telah dibuatkan eomma untukku.
Pintu
ruangan diketuk oleh seseorang. Aku membiarkannya masuk, dan terkejut saat
melihat siapa yang datang.
Jessica
dan Donghae.
Jessica
tampak sangat berseri-seri. Dia membawa sekotak hadiah. Aku terlalu malas untuk
membukanya. Dia tersenyum lalu memelukku.
“Chukkae,
eonni! Akhirnya kau menikah.”katanya.
Aku
hanya tersenyum pahit lalu melihat Donghae yang tepat berada dibelakang
Jessica. Wajahnya tampak sangat pucat, dibalik tuxedo hitam yang ia kenakan
hari ini.
Jessica
melihatku dan Donghae yang saling bertatapan. Tatapannya menyiratkan bahwa aku
harus berduaan dengannya dulu. Jadi dia meninggalkan kami berdua.
=Donghae
POV=
“Selamat.”kataku
akhirnya. Dadaku mulai terasa sakit lagi.
Raehoon
hanya menunduk. Rambutnya yang panjang menutupi mukanya. “Bukan ini yang aku
inginkan.”
aku
tidak bisa menahan diriku lagi. Aku memeluknya, dengan harapan dia akan
membalas pelukanku. Dan yang kudapatkan lebih dari sekedar itu. Dia menatap
wajahku. Aku bisa melihat dengan jelas pipinya yang basah oleh air mata, dan
lama-lama bayangan itu makin jelas.
Bibirku
dan bibirnya saling bertemu. Dia menciumku cukup lama dan aku membalasnya, aku
ingin membuatnya merasa nyaman untuk yang terakhir kalinya. Aku dapat merasakan
hembusan napasnya yang berat dan tak beraturan.
Aku
menatap wajahnya cukup lama, berharap dia berhenti menangis karena sekarang
dadaku benar-benar sakit.
“Kumohon.
Kalau kau kembali kepadaku, aku akan batalkan pernikahanku dengan Yesung saat
ini juga.”kata Raehoon disela-sela tangisnya.
Aku
menggeleng lalu mengusap air matanya. “Tidak, aku tidak bisa,Raehoon.”
Raehoon
kembali menangis. “Kalau begitu, kenapa kamu datang kesini? Aku sangat
mengharapkanmu kembali padaku. Kau hanya datang untuk memberiku ucapan selamat?
Itu nggak ada artinya, Hae. Bukan itu yang aku inginkan darimu.”
Aku
hanya tersenyum simpul. Raehoon belum tahu masalahnya, aku yakin itu.
“Aku
yakin Yesung pasti bisa menjagamu dengan baik.”aku memberi jeda pada ucapanku,
berharap Raehoon menatap mataku. Ya, dia memang melakukannya dan aku senang dia
melakukan itu.
“Aku
hanya ingin melihatmu..”aku memeluknya erat-erat. Dia balas memelukku. Aku
harap dengan begini rasa sakit di dadaku mulai menghilang, nyatanya semakin
lama dadaku semakin sakit.
Pandanganku
mulai kabur lagi, dan aku merasa keseimbanganku mulai menghilang. Semuanya
menjadi buram dimataku.
=Raehoon
POV=
“Aku
hanya ingin melihtamu..” Donghae memelukku. Aku tidak mengerti apa maksudnya,
aku hanya ingin membalas pelukannya. Aku merasa akan kehilangan Donghae,
seperti aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Perasaan apa ini?
Napas
Donghae terdengar tidak beraturan ditelingaku. Tubuhnya semakin lama semakin
terasa berat. Dan tiba-tiba saja dia jatuh.
“Astaga!
Donghae!” jeritku. Aku memapah tubuhnya. Kulihat wajahnya tampak sangat pucat.
Terutama bibirnya. Seharusnya bibir itu berwarna merah seperti biasanya.
Seharusnya wajahnya berseri seperti biasanya.
“Aku..
hanya ingin melihatmu untuk.. yang terakhir kalinya, Raehoon-ah..” katanya
lemah, sambil tersenyum.
Aku
menggeleng. “Maksudmu?”
“Aku
tidak punya banyak waktu lagi sekarang. Maaf sebelumnya aku tidak memberi
tahumu. Setahun yang lalu aku divonis menderita kanker paru-paru, semakin hari keadaanku
semakin memburuk. Dokter bilang hidupku tidak akan lama lagi. Makanya, aku
meninggalikanmu karena aku tidak ingin melihatmu bersedih karena ku.”
Aku
menangis lagi. Donghae pabbo, harusnya dia memberi tahuku dari awal!
Donghae
memegangi dadanya sambil menyerngit kesakitan. Aku berusaha membantunya sambil
menatap matanya, berharap rasa sakitnya akan segera hilang.
“Aku..
tidak..punya..banyak..waktu.. mianhae.. Raehoon-ah.. aku sudah membuatmu..
bersedih sepanjang.. tahun ini.. tapi.. sekarang aku ingin.. kamu bahagia..
bersama Yesung… karena dia.. bisa.. menjagamu..” Donghae berkata dengan
terbata-bata, aku yakin dia merasa sangat kesakitan.
“jangan
berkata seperti itu, Donghae.. kamu akan baik-baik saja, kamu masih punya
banyak waktu bersamaku.” Kataku, berusaha tersenyum walau sulit sekali rasanya.
Donghae
hanya tersenyum. Aku mendengar suara pintu dibuka. Aku tidak melihat siapa yang
datang dan aku tidak peduli.
“aku
hanya.. ingin mengucapkannya.. untuk yang terakhir kalinya..” Donghae menarik
tubuhku lembut, dan aku membiarkannya melakukan itu.
“saranghaeyo..
Raehoon-ah..” lalu dia menciumku. Aku membiarkannya melakukan itu. Aku tidak
ingin melepaskan ciuman ku ini untuk selamanya. Air mataku sudah mengalir dari
tadi dan sekarang pasti membasahi pipi Donghae.
“Saranghae..
Raehoon..”katanya, lalu matanya terpejam.
Kenapa?
Kenapa dia berhenti bernapas? Kenapa matanya terpejam? Kenapa?
“donghae..”aku
menggerakkan tubuhnya. “Donghae!”
Aku memeluk
tubuh Donghae yang sudah kaku. Tubuhnya sangat dingin.
“Nado,
donghae.. nado saranghae..” isakku, berharap setelah aku mengatakan ini dia
akan terbangun kembali. Nyatanya tidak. Dia tetap terpejam dan tidak bergerak.
Yesung memelukku
dari belakang. “Sudahlah, Raehoon. Relakan dia..”
Aku terus
menangis sambil memeluk Donghae. Donghae oppa, I wont let you go.. :’(
Selasa, 05 Juni 2012
Two Shot FF// I Won't Let You Go//Romance
Cast : Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim Jongwoon
Genre : Romance, Sad
Note : Silahkan baca sendiri ^.^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
=Raehoon POV=
Chagiya, mulai detik ini kita putus.
Pesan singkat dari Donghae itu membuat segalanya berubah. aku bahkan hampir tidak percaya. apakah dia hanya bercanda? apakah ini salah satu dari jokes-nya lagi?
tapi tidak. ini bukan leluconnya, dia serius memutuskan hubunganku dengannya. hubungan indah yang sudah terjalin selama kurang lebih 2 tahun.
tanpa kusadari air mataku mulai menetes dan membasahi pipiku. aku menyekanya lalu menatap layar ponsel cukup lama, berharap dia akan mengirim sms lagi dan mengatakan itu semua cuman bercanda. tapi tidak ada pesan darinya. ini semua memang sudah berakhir.
=Donghae POV=
tanganku bergetar cukup hebat saat aku memandang pesan yang baru saja kukirim untuk Raehoon. aku tidak percaya aku benar-benar melakukan hal ini. Untuknya, ini mungkin sebuah mimpi buruk. tapi hal itu juga buruk bagiku. aku terpaksa melakukannya.
aku membanting ponselku keras-keras dan menundukkan kepala, menutupi mukaku dengan kedua tangan. tanganku basah oleh airmata yang mengalir deras dari mataku. aku tidak memintanya, tapi dia keluar sendiri. hatiku terasa sakit menyadari kenyataan ini.
donghwa hyung yang sedari tadi berada dibelakangku, memelukku dari belakang. dia berbisik dengan nada lirih.
"jangan menangis, Donghae.ini semua demi kebaikanmu. Jessica sudah menunggumu."
aku hanya terdiam dan terus menangis. aku tidak mau bersama Jessica. aku hanya mau dengan seorang yeoja yang kusayang. Jung Raehoon.
=Raehoon POV=
aku tidak bisa berdiam diri di rumah. aku ingin mencari udara segar, sekedar melegakan napasku yang terasa sesak. aku mengambil jaketku lalu memakainya dengan asal. udara seoul hari ini sangat dingin dan aku mungkin bisa mati kedinginan tanpa jaket. peduli setan. tidak ada gunanya aku hidup lagi.
taman kota cukup sepi sore ini. hanya ada beberapa anak kecil tengah bermain bola. mereka semua tampak ceria. aku tersenyum simpul melihat keceriaan mereka, berharap aku dapat merasakannya juga. tapi yang kudapat, rasanya aku semakin sedih. mengingat di taman ini, kali pertama aku dan Donghae bertemu, dan menjalin hubungan.
aku duduk di kursi taman dan mulai menatap gantungan HP dari Donghae, hadiah ulangtahunku tahun lalu. gantungan itu berinisial namaku dan dan dia. hatiku sakit melihat gantungan ini, tapi aku tidak mau melepasnya. hanya ini satu-satunya kenangan dari Donghae yang kupunya.
seseorang duduk disampingku. seorang namja yang kukenal. aku mengenalnya tapi tidak berani menatap wajahnya. namja itu melihatku dan dia tersenyum. "Raehoon-sshi."
aku menoleh lalu tersenyum pahit. "Ne, Yesung-sshi."
>>TBC<<
Genre : Romance, Sad
Note : Silahkan baca sendiri ^.^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
=Raehoon POV=
Chagiya, mulai detik ini kita putus.
Pesan singkat dari Donghae itu membuat segalanya berubah. aku bahkan hampir tidak percaya. apakah dia hanya bercanda? apakah ini salah satu dari jokes-nya lagi?
tapi tidak. ini bukan leluconnya, dia serius memutuskan hubunganku dengannya. hubungan indah yang sudah terjalin selama kurang lebih 2 tahun.
tanpa kusadari air mataku mulai menetes dan membasahi pipiku. aku menyekanya lalu menatap layar ponsel cukup lama, berharap dia akan mengirim sms lagi dan mengatakan itu semua cuman bercanda. tapi tidak ada pesan darinya. ini semua memang sudah berakhir.
=Donghae POV=
tanganku bergetar cukup hebat saat aku memandang pesan yang baru saja kukirim untuk Raehoon. aku tidak percaya aku benar-benar melakukan hal ini. Untuknya, ini mungkin sebuah mimpi buruk. tapi hal itu juga buruk bagiku. aku terpaksa melakukannya.
aku membanting ponselku keras-keras dan menundukkan kepala, menutupi mukaku dengan kedua tangan. tanganku basah oleh airmata yang mengalir deras dari mataku. aku tidak memintanya, tapi dia keluar sendiri. hatiku terasa sakit menyadari kenyataan ini.
donghwa hyung yang sedari tadi berada dibelakangku, memelukku dari belakang. dia berbisik dengan nada lirih.
"jangan menangis, Donghae.ini semua demi kebaikanmu. Jessica sudah menunggumu."
aku hanya terdiam dan terus menangis. aku tidak mau bersama Jessica. aku hanya mau dengan seorang yeoja yang kusayang. Jung Raehoon.
=Raehoon POV=
aku tidak bisa berdiam diri di rumah. aku ingin mencari udara segar, sekedar melegakan napasku yang terasa sesak. aku mengambil jaketku lalu memakainya dengan asal. udara seoul hari ini sangat dingin dan aku mungkin bisa mati kedinginan tanpa jaket. peduli setan. tidak ada gunanya aku hidup lagi.
taman kota cukup sepi sore ini. hanya ada beberapa anak kecil tengah bermain bola. mereka semua tampak ceria. aku tersenyum simpul melihat keceriaan mereka, berharap aku dapat merasakannya juga. tapi yang kudapat, rasanya aku semakin sedih. mengingat di taman ini, kali pertama aku dan Donghae bertemu, dan menjalin hubungan.
aku duduk di kursi taman dan mulai menatap gantungan HP dari Donghae, hadiah ulangtahunku tahun lalu. gantungan itu berinisial namaku dan dan dia. hatiku sakit melihat gantungan ini, tapi aku tidak mau melepasnya. hanya ini satu-satunya kenangan dari Donghae yang kupunya.
seseorang duduk disampingku. seorang namja yang kukenal. aku mengenalnya tapi tidak berani menatap wajahnya. namja itu melihatku dan dia tersenyum. "Raehoon-sshi."
aku menoleh lalu tersenyum pahit. "Ne, Yesung-sshi."
>>TBC<<
Sedikit Tentang FF
FF ( Fan Fiction ) adalah sebuah cerita, biasanya bisa dibagi dalam beberapa part. singkatnya, FF itu cerita khayalan yang main castnya idola kita sendiri. banyak nih jenis-jenis FF. diantaranya:
1. GaJe= ngga jelas plot+alur ceritanya *just for having fun*
2. NC= hanya +17 yang boleh baca karena mengandung unsur yadong, dll *gatau ah
3. YAOI= kisah NC sesama jenis (namja) *aku ga bisa baca yg kyk gini
4. YURI= kisah NC sesama jenis (yeoja) *apalagi ini
5. Romance= kisah cinta romantis yang biasanya berlinang air mata
6. Fantasi= nggak masuk akal dan biasanya ada 'makhluk2' kyk gitu
7. Action= nah ini genre yg paling aku suka. penuh dengan senjata dan darah. I LIKE IT. ^.^
1. GaJe= ngga jelas plot+alur ceritanya *just for having fun*
2. NC= hanya +17 yang boleh baca karena mengandung unsur yadong, dll *gatau ah
3. YAOI= kisah NC sesama jenis (namja) *aku ga bisa baca yg kyk gini
4. YURI= kisah NC sesama jenis (yeoja) *apalagi ini
5. Romance= kisah cinta romantis yang biasanya berlinang air mata
6. Fantasi= nggak masuk akal dan biasanya ada 'makhluk2' kyk gitu
7. Action= nah ini genre yg paling aku suka. penuh dengan senjata dan darah. I LIKE IT. ^.^
Senin, 04 Juni 2012
FF//Hawkeye//#1
Author : Farhanna Nurul Azzahra
a.k.a Jung Raehoon
Cast : *Lee Sungmin
*Park
Minmi
*Lee
Donghae
*Cho
Kyuhyun
*Jung
Raehoon
*Lee
Hyukjae
*Park
Jungsoo
Genre : Action, Romance
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
=Author POV=
PLAK!
“Beritahu kami dimana gudang heroin
itu!”bentak seorang namja.
Yeoja yang tengah terduduk di kursi
dengan tangan terikat itu hanya terdiam. Pipinya memerah bekas tamparan namja
tadi. Dia masih menutup mulutnya, tidak berbicara sedikitpun.
“Ya! Kamu bisa bicara tidak?!”tanya
namja itu.
“Lebih baik aku mati daripada
memberi tahu dimana letak gudang itu, kepada sekumpulan orang tolol yang hanya
mengandalkan senjata. Kalian nggak ada apa-apanya.”jawab yeoja itu santai.
“Apa kau bilang?! Kamu berani
menantangku, hah?! Belum pernah merasakan peluru caliber, hah?! Minyoung,
berikan yeoja itu caliber!”suruh si namja sambil menunjuk salah seorang namja
yang dipanggilnya Minyoung.
Minyoung tersenyum sinis sambil
berjalan mendekati yeoja yang tengah disandera itu. Dia menodongkan pistolnya
kekepala yeoja tersebut. Anehnya, yeoja itu masih kelihatan santai.
“Ya, kamu nggak takut sama
ini?!”tanya Minyoung.
“Cih, aku bahkan pernah mendapatkan
yang lebih buruk dari itu.”jawab yeoja itu santai.
Dia lalu tersenyum, dan tanpa diduga
dia melompat, mengangkat kursi dengan tangannya yang bebas, lalu memukul kepala
Minyoung. Minyoung jatuh lalu pistolnya terlempar. Dengan sekali gerakan yeoja
itu mengambil caliber yang tergeletak dilantai, lalu menodongkannya kearah
namja yang tadi menamparnya.
“Ya! Suruh yeoja itu
berhenti!”teriak namja itu.
Seluruh anak buahnya bergetar
ketakutan. Mereka terpaksa melawan yeoja itu, tapi mereka semua berhasil
dilumpuhkan.
Namja itu terbelalak. “K..kau..
bagaimana bisa?”
Yeoja itu mendelik. “Kau mungkin
baru kenal aku sekarang, pak tua. Namaku Park Minmi, dan aku sengaja kemari
untuk mengangkapmu.”
Minmi menembak pergelangan kaki
namja tersebut, lalu dia jatuh tersungkur seketika.
“Nah, sekarang sudah beres. Tinggal
memanggil beberapa orang kesini.”Minmi lalu mengeluarkan ponselnya dan
menelepon seseorang.
“Yeoboseyo? Raehooon~sshi? Bisa kirim
bantuan kesini? Ne, si pengedar heroin itu sudah kulumpuhkan. Jangan lama-lama,
aku mau cepet-cepet pulang.”Minmi lalu memutuskan telepon dan melihat
‘korbannya’.
“Hati-hati kalau berurusan sama Park
Minmi, urusannya bisa panjang.”
=Minmi POV=
“Kerja bagus, cinguu..
chukkae!”Raehoon datang sambil tersenyum. Dia keluar dari mobilnya lalu menepuk
pundakku.
“Biasa deh, aku sering menangkap
yang kayak gini. Lebih berbahaya dari ini malah.”kataku sambil tersenyum kecut.
“Ya, aku memujimu! Oke, kau memang
Park ‘mata-mata paling hebat’ Minmi.
Wow.”Raehoon cemberut. Aku tertawa melihat sikapnya yang masih kekanak-kanakan.
Padahal, dia juga berada di dalam divisi penting di kepolisian. Tepatnya,
divisi investigasi. Keren.
“Mianhae, aku cuman bercanda, koook…”kataku
sambil merangkulnya.
“Ya sudah, kamu mau pulang sekarang?
Minta Kyu anterin kamu aja. Sekarang sudah malam, dan bukan waktu yang baik
untuk seorang gadis muda pulang sendirian. Lagipula, apartemenmu kan jauh.”kata
Raehoon.
“Ne, mana dia?”tanyaku, sambil
memakai jaket untuk menghangatkan tubuhku.
“Itu dia.”jawab Raehoon sambil
menunjuk seseorang dibelakangku. Aku berbalik kebelakang dan mendapati Kyu yang
sepertinya baru saja datang.
“Apa?”tanya Kyu yang sepertinya
kebingungan.
“Mau kan nganter aku pulang?”tanyaku
tanpa basa-basi.
“Ah, ne, boleh. Kebetulan aku searah
sama apartemen kamu.”jawab Kyu, sambil melirik jam tangan yang melingkar di
tangan kirinya.
“Bagus, kalau gitu, kajja!”ajakku.
“Oh iya, Minmi, besok kamu jangan
datang terlambat ke kantor, ne? Pak Kepala ingin membicarakan sesuatu kepadamu.
Katanya sih kamu mau dikasih ‘misi khusus’. Itu juga aku tau dari Kyu.”kata
Raehoon.
“Ne, besok kamu nggak boleh datang
terlambat.”kata Kyuhyun.
“Misi? Misi apa?”tanyaku.
“Sudahlah, besok juga kamu akan tau.
Oh iya, dan sepertinya di misimu yang satu ini kamuakan bekerja sama dengan
agen yang lain.”jawab Kyu. “Kajja, katanya mau pulang!”Kyu lalu menarik
tanganku dan membawaku ke mobilnya.
*
Meskipun sekarang aku sudah berada
diatas kasurku, bersiap untuk tidur, aku masih terbayang-bayang pesan Raehoon
tadi. Misi khusus? Misi macam apa? Setahuku Pak Kepala tidak pernah seserius
ini. Dan aku akan bekerja sama dengan agen yang lain? Siapa?
Ah, sudahlah Park Minmi. Kamu harus
bisa menangkan dirimu. Pergilah tidur dan kamu harus sudah siap untuk besok!
=Sungmin POV=
“Yeoboseyo?
Sungmin hyung?”tanya orang dari seberang.
“Yeoboseyo, ne ada apa Hae?”aku
balik bertanya sambil terus menyetir.
“Pak
Kepala ingin berbicara denganmu.”kata Hae.
“Pak Kepala? Tidak biasanya. Oke,
dimana dia?”tanyaku.
“Ini,
sebentar kualihkan ya.”lalu terdengar suara ponsel yang dipindahkan, dan
sekarang terdengar suara Pak Kepala yang berat.
“Yeoboseyo,
Sungmin-ah. Sedang sibuk?”
“Anni, ada apa?”tanyaku, lalu memarkir
mobilku ke tepi jalan. Aku yakin, kalau Pak Kepala ingin berbicara kepadaku,
percakapan ini bakal panjang.
“Aku
punya satu misi khusus untukmu, mungkin kamu akan menyukainya.”
“Misi?”ulangku.
“Ne,
ini bersangkutan dengan kasus kematian… um… yeojachingumu lima tahun yang lalu.”
Aku terdiam. “Baiklah, seperti apa
misinya?”
“Baru-baru
ini, di daerah sekitar Busan terjadi pembunuhan berantai. Polisi local melapor
kepada kantor pusat dan mengirimkan
beberapa petunjuk dan barang bukti kepada kami. Kami melakukan riset,
penelitian, dan menarik kesimpulan bahwa pelaku pembunuhan berantai ini sama
dengan pelaku pembunuhan berantai di Seoul lima tahun silam. Kupikir kamu mau untuk menyelidikinya dan memecahkan
kasus ini.”jawab Pak Kepala.
Aku menarik napas panjang. “Aku
mengerti. Aku mau.”jawabku.
“Baikalah,
tapi di misi kali ini kamu nggak akan sendirian. Akan ada seorang agen kesayanganku juga, mungkin kamu belum pernah
bertemu dengannya, yang akan menjadi rekanmu. Nggak masalah kan?”
“Rekan?”ulangku. “Dia yeoja atau
namja?”
“Dia
yeoja yang tangguh, kuat dan hebat. Dia
keren, sebaiknya kamu senang bekerja sama
dengannya.”jawab Pak Kepala, dari nadanya kudengar dia sedikit tertawa.
“Aigoo… Baiklah Pak Kepala, aku akan
ke kantor besok.”kataku pasrah.
“Bagus.
Sudah ya, ini sudah malam. Sebaiknya kamu cepat pulang. Oh iya, jangan mengemudi terlalu ngebut, nanti kamu celaka.”
“Darimana.. Kau tau kalau aku tadi
sedang menyetir?”tanyaku heran.
“Oh,
itu gampang. Aku selalu tau. Sudah ya.”lalu sambungan telepon diputus. Aku
menatap layar ponselku dengan heran lalu geleng-geleng kepala. Pak Kepala
memang sedikit aneh.
Sudahlah, aku melanjutkan
perjalananku.
=Minmi POV=
Aku datang ke kantor pusat lebih
pagi dari semua orang, jam tujuh pagi. Nggak biasanya sih aku bangun jam lima
pagi, mungkin karena otakku sudah men-setnya agar bangun pagi. Aku tidak tau
apa yang harus aku lakukan disaat kantor masih sepi. Kuyakin, Pak Kepala
Jungsoo belum datang. Aku malah berani bertaruh kalau aku adalah satu-satunya
orang yang datang ‘kepagian’.
Aku mendengar suara langkah kaki
dari belakang. Aku mulai mempertajam pendengaranku dan mencoba menebak langkah
kaki siapa ini. Langkah ini santai namun tegas. Aku dapat mendengar hembusan
napas si pemilik langkah kaki tersebut yang beraturan.
Aku memberanikan diri untuk menoleh
kebelakang, melihat siapa yang datang. Satu detik.. Dua detik… Aku melihat
sesosok namja yang lumayan pendek, rambutnya cepak dan tangannya berisi.
Sepertinya dia rajin gym atau semacamnya. Siapa dia? Aku belum pernah bertemu
dengannya.
“Annyeong haseyo.”sapa namja itu.
“Annyeong haseyo.”balasku.
“Um.. sepertinya aku baru
melihatmu.”kata namja itu.
“Aku juga. Kenalkan, Park Minmi
imnida.”kataku sambil mengulurkan tangan, bermaksud untuk berkenalan secara
baik-baik kepadanya.
“Ah, Lee Sungmin imnida.”ternyata
namja yang bernama Sungmin itu menjabat tanganku.
Kami lalu duduk didepan kantor Pak
Kepala Jungsoo sambil sesekali mengobrol. Aku hanya tau bahwa dia kelahiran
tahun 1986, tepatnya tanggal 1 Januari. Kami lahir di tahun yang sama.
Terdengar suara langkah kaki yang
terburu-buru. Ini pasti langkah kaki milik Pak Kepala Jungsoo. Dia selalu
senang memakai penutup kepalanya yang sudah mulai usang dan jaket tebalnya yang
sudah termakan usia.
“Wah,tampaknya kalian sudah saling
mengenal.”kata Pak Kepala Jungsoo.
Aku langsung berdiri dan hormat
kepada Pak Kepala Jungsoo. Begitu juga Sungmin.
“Ah, kalian tidak perlu memberi
hormat begitu. Aku juga, sama seperti kalian.”kata Pak Kepala Jungsoo lalu
tertawa kecil.
Aku tersenyum. “Kau ini, sudah
sepantasnya aku memberi hormat kepadamu. Kamu kan atasanku, Pak.”
“Jangan panggil pak, deh. Kesannya
aku tua banget. Panggil oppa aja, ne?”tanya Pak Kepala Jungsoo genit.
Aku mendelik, Sungmin lalu tertawa
melihat sikapku.
“Baiklah, jadi apa yang ingin anda
bicarakan, Kepala?”tanya Sungmin. Kali ini nadanya serius.
Pak Kepala Jungsoo mengangguk. “Ne,
aku ingin membicarakan sesutau dengan kalian berdua. Sungmin sudah tau hal ini.
Tapi, kamu belum tau kan, Minmi?”
Aku terbelalak kaget. “Ne. memangnya
ada apa?”tanyaku.
“Lebih baik kita membicarakannya di
ruanganku.”
=Sungmin POV=
“MWO?! BUSAN?!”jerit Minmi tepat di
telingaku.
“Ne, waeyo, chagi? Kamu nggak suka
Busan?”tanya Kepala Jungsoo santai.
“Bu..Bukan itu maksudku.. Daerah
itu.. Kota itu..”Minmi menjawab dengan terbata-bata.
Kepala Jungsoo hanya tersenyum
simpul, lalu matanya menatapku.
“Sungmin-ah, kamu sudah pernah
berhadapan dengan kasus ini sebelumnya. Kalau kali ini kamu berhasil, hadiahnya
besar.”
“Hadiah? Memang ada hadiah
segala?”tanyaku heran.
“Ne, cuman hadiah kecil-kecilan
sih.. Tapi, anggap saja ini award dariku.”jawab Pak Kepala Jungsoo sambil
merapikan poninya.
“Ka.. Kalau begitu, kapan aku akan
pergi ke Busan?”tanya Minmi.
“Pertanyaan yang bagus. Kamu akan
pergi besok, dengan pesawat yang berangkat jam delapan pagi. Jadi, kamu nggak
boleh kesiangan. Aku sudah memesan tiket untuk kalian berdua. Tapi, aku nggak
bisa memesan yang kelas VIP, jadi kalian
harus bisa berperan sebagai orang biasa.”jawab Pak Kepala Jungsoo.
“Aku memang orang biasa,
kok.”tanggapku.
Hening sesaat. Minmi tampak sedang
menggigit-gigit jarinya sedangkan Pak Kepala Jungsoo merapikan poninya.
“Hm.. Baiklah, kalau begitu hari ini
aku akan berkemas. Berapa lama aku akan berada di Busan?”tanyaku.
“Sampai kasus itu selesai dan
pelakunya tertangkap. Kalau dalam 1 minggu kau dan Minmi tidak berhasil, kalian
boleh pulang ke Seoul lagi.”jawab Pak Kepala Jungsoo.
Minmi lalu berdiri dan membungkuk.
“Gamsahamnida, Pak Kepala. Aku akan pulang dulu.”dia lalu pergi meninggalkan
kantor.
Aku memperhatikan yeoja itu pergi
meninggalkan aku berdua dengan Pak Kepala Jungsoo. Kuciran kudanya bergoyang
setiap dia melangkah. Itu membuatnya tampak lucu. Eh, kenapa aku ngomongin dia?
“Dia kayakanya kaget tuh. Samperin
sana.”suruh Pak Kepala Jungsoo.
“Siapa? Aku?”tanyaku
“Iyalah, kamu. Siapa lagi? Sana!”
Aku menghela napas lalu berjalan
menyusul Minmi yg sekarang sudah turun. Kupikir dia pasti nggak akan pergi
jauh-jauh. Mungkin dia akan berada di kafe seberang kantor, menikmati secangkir
cappuccino. Yah, itu yang biasa kulakukan kalau aku sedang bingung. Dia juga
pasti merasakan hal yang sama.
=Minmi POV=
“Cappuccino espresso satu.”pesanku.
Pelayan tampak mencatat pesananku.
“Ada yang lain?”
“Nggak, itu aja.”jawabku.
“Baiklah, tunggu sebentar
ne..”pelayan itu lalu pergi ke dapur. Aku hanya tersenyum simpul.
Misi rahasia? Di Busan? Tempat itu
kan.. Kampung halamanku. Disana semuanya bermula, impianku menjadi seorang
polisi dan sekarang aku sudah menjadi agen rahasia, bersama Sungmin dan
menjalankan misi pertamaku bersamanya. Huft, ini semua gila.
“Pesanan anda, nyonya.”kata
seseorang yang membuyarkan lamunanku.
Aku mendongak untuk melihat siapa
yang datang. Sungmin? Dia membawa dua gelas cappuccino.
“Boleh aku duduk?”tanya Sungmin
sambil tersenyum.
“Ne, tentu saja.”jawabku sambil
mengalihkan pandangan darinya.
Sungmin duduk didepanku lalu
menyodorkan cappuccino. Aku hanya tersenyum lalu mengambil segelas
cappuccino-ku, dan menyeruputnya pelan-pelan.
“Gwenchana?”tanya Sungmin pelan.
Aku hampir tersedak kopi saat
mendengar pertanyaannya. Ayolah Minmi, kamu bisa menjawabnya.
“Gwenchanayo.”jawabku.
Dia tersenyum tipis. “Kamu kelihatan
shock.. Pasti ada sesuatu yang kau sembunyikan.”
Aku hanya terdiam sambil
meremas-remas tanganku. Nggak mungkin aku menceritakan semua masa laluku yang
kelam kepadanya sekarang, kan?
“Anni. Aku cuman… kaget.”
Sungmin menatapku dengan penuh tanda
tanya. Kami saling menatap mata satu sama lain sekilas, dan aku buru-buru buang
muka.
“Ha ha ha.. Nggak masalah kalau kamu
nggak mau cerita sekarang, aku bisa mengerti itu.”kata Sungmin.
“Mwo?”tanyaku heran.
“Ada beberapa hal yang tidak bisa
kita ceritakan kepada orang lain. Aku sangat mengerti perasaan itu.”jawab
Sungmin.
Aku menghela napas. Sungmin hanya
tersenyum lalu kami berdua kembali meminum kopi masing-masing.
“Dimana kamu tinggal?”tanya Sungmin.
“Dua blok dari sini.”jawabku. “Aku
tinggal di dorm.”
“Oh, sendiri?”tanya Sungmin lagi.
Aku mengangguk. “Ne.”
Sungmin manggut-manggut. “Kamu
berani juga, ya.”
Aku terkekeh. “Dari awal aku memulai
karirku sebagai agen, aku sudah terbiasa hidup
sendiri.”
“Memangnya, kamu dari mana?”tanya
Sungmin.
Aku terdiam mendengar pertanyaanya.
“B..Busan.”
Hening sesaat. Aku
mengatup-ngatupkan ujung sepatuku sedangkan Sungmin menatap keluar jendela.
“Jadi, karena itu kamu kaget?”
“Ne.”jawabku cepat.
“Waeyo?”
“K.. Karena itu.. Kampung
halamanku.”jawabku, astaga, mataku mulai basah. Kenapa aku jadi cengeng begini?
“Semua keluargamu ada disana?”tanya
Sungmin pelan.
Aku mengangguk. “Aku.. sudah lama
nggak bertemu dengan keluargaku. Rasanya pasti… berbeda.”
Sungmin meraih tanganku dan
menggenggamnya. “Sudahlah, jangan menjadikan ini beban untukmu. Kalau kamu…
merasa misi ini berat, kamu bisa menggantinya.”
“Andwe!”aku berseru. “Aku sangat
menanti-nanti misi ini, malah.”
“Nah, itu baru semangat.”dia menepuk
kepalaku ringan.
Aku tersenyum. “Kalau begitu, lebih
baik sekarang aku berkemas. Gamsahamnida Sungmin~sshi!”aku lalu meninggalkan
Sungmin dan sedikit berlari menuju mobilku. Setelah itu aku mengarahkannya ke
dorm. Karena Sungmin, sekarang aku sudah lupa sama masalahku.
=Sungmin
POV=
Aku memperhatikan Minmi yang
berjalan dengan riang menuju mobilnya. Dia yeoja yang aneh. Semenit yang lalu
dia tampak sangat tertekan. Tapi dia berubah drastis menjadi riang gembira
lagi.
Aku menghabiskan kopiku lalu
memandang keluar jendela, melihat beberapa mobil berlalu lalang. Besok aku
tidak akan ada di Seoul lagi. Aku harus bisa menikmati hari terakhirku ini.
Seorang namja yang tadi duduk
dibelakang kami berdua, tiba-tiba berdiri lalu pergi keluar. Tubuhnya tegap dan
proporsional. Gerak-geriknya aneh dan mencurigakan, sepertinya dia sedang
merencanakan sesuatu.
Aku mengikutinya keluar kafe. Dia
berjalan menuju daerah yang padat dan hampir saja menghilang dari pandanganku.
Dia terus berjalan dengan langkah cepat, menuju sebuah gang sempit. Aku curiga,
jangan-jangan dia mendengar percakapanku dengan Minmi tadi.
Dia berjalan menelusuri hampir semua
‘jalan tikus’ yang aku sama sekali tidak tahu ada di kota Seoul ini. Dia
akhirnya berhenti, matanya menatap sebuah gedung yang lumayan tinggi. Jadi, ini
adalah jalan pintas menuju sebuah apartemen.
Sebuah mobil berhenti didepan apartemen.
Mobil itu kan.. mobilnya Minmi?
Namja itu merogoh saku jaketnya, dan
mengeluarkan sesuatu yang sama sekali tidak kuduga. Dia mengeluarkan pistol.
Dengan kecepatan kilat aku
mencegahnya menembak Minmi. Aku meninju kepalanya, berusaha membuatnya
kehilangan keseimbangan lalu menjatuhkan pistolnya. Tapi dia menggenggamnya
cukup erat. Aku dengan terpaksa meluncurkan tembakan sembarangan kelangit,
berharap pelurunya segera habis.
Minim terkejut melihatku bertarung
dengan namja itu, dan dia berusaha membantu, sepertinya. Dia meloncati kap
mobilnya, dan…
TBC>>
Annyeong haseyo! FF kali ini aku
buat, terinspirasi waktu aku lagi nonton film Mission Imposibble 4 =.= jadi
genre-nya action gitu.. FF ini nggak luput dari typo kok, jadi untuk kritik dan
saran silahkan tulis di comment. NO BASH! Karena itu merupakan tindak
kekerasan, ne? jangan lupa RCL! Sebuah FF tanpa RCL kayak semangkuk baso tapi nggak
ada basonya (?) tunggu part 2 nya ya! Gamsahamnida! #bow with Hae
Langganan:
Postingan (Atom)