Only Share What's In My Mind

Selasa, 08 Januari 2013

Ghost Hunter [ chapter 1 ]


Ghost Hunter [ chapter 1 ]
Author : Hanna Azzahra / @JungRaeHoon

MainCast :
Lee Donghae as the medium
Jung Raehoon as the police
Cast :
Choi Siwon as the ghost/shinigami
Im Yoona as the doctor
Lee Hyukjae as the ghost
Cho Kyuhyun as the ghost
And the other cast..

Genre : Horror, Mystery, Romance

~Typo bersebaran
~Super Junior milik ELF, tapi Donghae milikku :D #dibakar ELFishy se dunia
~No bash and flame
~Dimohon RCL bagi yang terlanjur kena tag dan terlanjur baca judulnya J
~Menerima kritik dan saran dari siapapun :D

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Author POV.
Serangkaian kematian mengenaskan baru-baru ini menggemparkan Seoul dan sekitarnya. Pihak kepolisian dan forensik menyatakan, hasil otopsi dari setiap mayat yang ditemukan mengatakan bahwa itu semua hanya kecelakaan. Meskipun begitu, kasus ini sudah memakan lebih dari 30 korban dan sepertinya akan terus berlanjut sampai ada yang menyelidiki penyebabnya. Ahli forensik, ahli TKP bahkan hampir menyerah menangani kasus ini..
PIP!
Donghae melempar remote TV dengan kesal kearah sofa. Dia menghempaskan badannya dan berusaha untuk tertidur. Dia sangat lelah saat ini, dan yang diinginkannya hanya beristirahat. Sebelum sebuah suara memaksanya untuk bangun.
Ya! Lee Donghae! Kau menjanjikanku daging ikan mentah hari ini!
Donghae mendecakkan lidahnya lalu menatap ke sumber suara, sebuah bayangan ektoplasma yang selama ini menemaninya.
“Akan kuberikan kepadamu kalau aku mendapatkannya hari ini, dasar arwah bawel.” Kata Donghae.
Hei, jangan lupa aku bekerja untukmu!” bayangan ektoplasma itu terus mengoceh, mengikuti setiap langkah Donghae yang terburu-buru. Donghae menutup pintu kamarnya, membantingnya keras-keras. Dia tahu pasti bayangan ektoplasma itu masih bisa mengejarnya. Arwah bisa menembus apa saja.
Donghae berusaha untuk tidur, menutupi selimut sampai ke dagunya. Berharap mimpinya malam ini tidak seperti mimpi yang sebelumnya. Mimpi yang membuatnya selalu terperangkap dalam masa lalu.
-----------------------------
Satu Orang Lagi Ditemukan Tewas Mengenaskan.
Donghae membaca headline Koran pagi itu dan hampir tersedak saat mengetahui siapa korbannya. Dengan langkah terburu-buru dia memasuki mobilnya, menuju pemakaman pagi itu juga.
Selama ini Donghae hanya menganggap serangkaian peristiwa kematian itu hanya kematian biasa. Tapi, lama-lama perasaannya mengatakan kalau orang sepertinya harus turun tangan dalam kasus seperti ini.
Mobilnya berhenti tepat di depan pemakaman yang cukup penuh hari itu. Dia bisa melihat berlusin-lusin ektoplasma di makamnya masing-masing, tapi Donghae tidak akan memedulikan itu sekarang. Dia berjalan menuju sekelompok orang memakai baju hitam-hitam. Donghae yakin sekali mereka adalah para pelayat yang baru datang.
Matanya menangkap sesosok orang yang sangat dikenalnya, tapi dalam bentuk dan wujud yang berbeda. Sosok itu menghampiri Donghae, matanya membulat panik.
Hyung!” jeritnya.
Donghae hanya menempelkan jari telunjuknya di bibir. “Tunggu sampai semua pergi.”
Kyuhyun hanya mencoba untuk memukul pundak Donghae tapi nyatanya dia hanya memukul udara. Dia tidak bisa menyentuh Donghae.
Hyung, apa yang terjadi denganku? Cepat jelaskan kepadaku, hyung!
 Donghae hanya terdiam dan memandang dari kejauhan. Sebuah peti mati yang dikerubungi oleh sekelompok pelayat itu isinya Kyuhyun, dia tahu. Donghae hanya bisa menghela napas, menyadari bahwa satu temannya sudah mati.
Hyung! Aku tahu kau bisa mendengarku! Cepat jelaskan semuanya kepadaku sekarang!
Donghae hanya memejamkan matanya, mendengarkan dengan cermat khotbah dari penceramah yang memimpin prosesi pemakaman Kyuhun, memasukkan kedua tangannya ke saku jaket lusuhnya. Ingin sekali rasanya ia ikut bergabung dengan keluarga Kyuhyun beserta beberapa kerabatnya yang juga merupakan teman-temannya disana, tapi dia tidak bisa. Donghae tidak bisa melakukannya. Dia hanya bisa memandang dari kejauhan.
Setelah peti mati itu diturunkan, perlahan peti itu ditutupi oleh tanah, menyembunyikan peti di bawahnya diiringi tangisan pilu dari keluarga. Donghae memperhatikan setiap gerak-gerik Kyuhyun yang tampak tidak tega melihat ibunya menangis. Tapi apa daya, Kyu hanya bisa merengkuh udara.
Setelah pemakaman selesai, satu persatu pelayat mulai meninggalkan makam. Kyuhyun kembali mendekati Donghae dan menatap mata namja itu dalam.
Hyung, aku sudah mati ya?” tanyanya pilu.
Donghae mengangguk singkat.
Tapi aku tidak mau, hyung! Aku masih ingin hidup!” jeritnya.
“Kematian adalah hal yang pasti dialami seluruh umat manusia, Kyu.” Jawab Donghae. “  Aku juga, suatu saat nanti akan mati.”
Aku lebih muda darimu, kenapa tidak kau duluan yang mati?” tanya Kyu.
“Ya! Kau mendoakanku untuk cepat mati juga? Ada yang aneh dengan kematianmu. Aku yakin itu. Ini ada kaitannya dengan kasus kematian terdahulu.” Jawab Donghae pelan.
“Ikut aku.”
-----------------------------
Astaga, itu aku?” tanya Kyu, terkejut melihat foto mayat yang ada didepannya.
Donghae hanya mengangkat bahunya. “Itu kamu. Kau mati dengan mengenaskan. Persis seperti kasus kematian yang lainnya. Apa ini tidak aneh bagimu?”
Tidak, tidak sama sekali.” Kata Kyu, suaranya bergetar.
“Ayolah, aku tahu kau merasakan ada yang aneh. Apa yang kau ingat sebelum kematianmu?” tanya Donghae, duduk di hadapan Kyuhyun yang terkejut.
Aku sedang berada di ruang belajarku saat tiba-tiba aku merasa jantungku sakit sekali lalu semuanya gelap. Terakhir aku bangun adalah saat aku melihatmu di pemakaman. Pemakamanku, tepatnya.” Jawab Kyu.
Huwaaaa, aku belum mau matii!!” jeritnya lagi.
Donghae menggeleng-gelengkan kepalanya. “Tenang saja, selama kau di rumahku dan tidak kemana-mana, kau aman. Setidaknya begitu, sampai waktumu tiba untuk kembali ke alam-mu.”
Andwaee!!” jerit Kyu frustasi.
Haha, satu arwah baru! Selamat datang, namaku Lee Hyukjae. Dulunya aku seorang dancer handal, kau mau lihat?” sebuah ektoplasma bernama Hyukjae itu mendekat, mengulurkan tangannya kepada Kyuhyun yang terbengong-bengong.
“Jangan pedulikan dia, kita fokus ke kasus kematianmu.” Kata Donghae, mengalihkan pandangannya dari Hyukjae yang melotot marah. Sekalipun Hyukjae ingin sekali memukul Donghae, dia hanya akan memukul udara.
--------------------------------
“Selama ini kau tidak pergi dariku? Kau ada di dekatku?”
Tentu saja, chagi. Aku tidak mungkin meninggalkanmu sebelum aku menyelesaikan tugasku.
“Jadi, kau pelakunya?”
Tentu. Kau tidak akan melaporkanku, kan?
“Tentu tidak. Aku akan membantumu. Tapi, mungkin akan perlahan karena tidak mungkin aku melakukannya langsung.”
Arraseo. Berusahalah, chagi. Saranghae.
“Nado saranghae, oppa.”
------------------------------
Yeoja itu menjejakkan kakinya di bandara, menghirup udara sedalam-dalamnya. Dia sangat merindukan udara kampung halamannya, merindukan semua yang ada di sana.
Langkahnya terhenti saat sebuah headline Koran menarik perhatiannya. Yeoja itu membaca dengan seksama, dan terkejut melihat foto di sampul Koran itu.
Satu Orang Lagi Ditemukan Tewas Mengenaskan.
Yeoja itu membuang Koran kelantai, lalu setengah berlari keluar bandara.
-----------------------------
Donghae terlambat.
Dia tidak berhasil menyelamatkan satu orang korban lagi. Dia hanya melihat mayat orang itu tergantung di langit-langit, lidahnya menjulur dan sekujur tubuhnya penuh dengan sayatan. Donghae memperhatikannya dengan seksama. Sayatan itu beragam bentuknya. Panjang, pendek, besar dan kecil.
Hyung, kau yakin aman berada di tempat seperti ini? Berlama-lama di TKP tanpa ada orang yang masuk sebelum dirimu akan menjadikanmu tersangka. Menurut buku kepolisian yang kubaca..
“Kau terlalu lama berada di kepolisian, Kyu.” Kata Donghae. “Lagipula, orang ini hanya orang biasa yang menjadi korban. Ini jelas-jelas bukan kecelakaan. Pembunuhan.”
Pem-pembunuhan?” tanya Kyuhyun lagi.
Donghae menganggukkan kepala. “Dan cara matinya sama persis sepertimu.”
Kau tahu itu?” tanya Kyuhyun tidak percaya.
Donghae menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “Tidak, hanya dugaanku.”
Suara jeritan dari Hyukjae membuat konsentrasi Donghae pecah. Dia menoleh untuk mencari sumber suara.
Hyung? Itu kan suara Hyukjae hyung. Dimana dia?” tanya Kyu.
“Kyu, kau cari dia. Aku rasa dia ada di sekitar sini.” Jawab Donghae. “Kau satu-satunya yang bebas keluar masuk tanpa terlihat siapapun.”
----------------------------
“Makhluk berjubah? Nugu?” tanya Donghae, menatap Hyukjae dengan serius.
Ne, dia besar, berjubah, dan hitam. Lebih mirip.. shinigami. Dia ada di gedung yang sama saat kau menemukan mayat itu.” Jawab Hyukjae.
“Shinigami..” Donghae mendesis. Bayangannya tentang masa lalu kembali menyeruak dalam pikirannya. Dia ingat persis wujud shinigami yang dulu hadir menorehkan kisah dalam masa lalunya. Donghae menahan napasnya, rasa dendamnya kepada shinigami kembali hadir di hatinya.
Dendam seumur hidup di dirinya.
Hae-ya, kau baik-baik saja? Wajahmu pucat.” Kata Hyukjae, menarik lagi Donghae dari masa lalunya. Donghae menghela napas lalu memegang kepalanya.
Hyung sakit?” tanya Kyuhyun, terlihat khawatir melihat hyungnya.
“Anni.” Jawab Donghae pelan. “Aku butuh sedikit istirahat.”
Donghae lalu beranjak menuju kamarnya, meninggalkan dua makhluk ektoplasma itu berdua. Dia tidak mengerti kenapa shinigami kembali. Dia ingat persis bagaimana dia bisa melihat makhluk-makhluk halus. Semua bermula dari shinigami itu. Shinigami yang merenggut orang yang sangat dicintainya. Yang sangat berarti di hidupnya.
“Cih, dia bahkan bukan shinigami. Dia hanya..” kalimat Donghae terhenti, dia menatap ke cermin lalu mendesah. “Psikopat.”
--------------------------------
“Kau bilang kasus ini sudah berhenti saat aku di Amerika! Kenapa kau berbohong?!”
Raehoon membentak satu-satunya namja yang ada di hadapannya itu.
“Raehoon-ah, dengar dulu. Kasus ini muncul lagi sebulan yang lalu. Pihak kepolisian bahkan tidak menduganya.”
“Jeongmal? Jangan berbohong lagi atau kau akan menyesal, Lee Sungmin!” kata Raehoon, menghempaskan tubuhnya di sofa, merengut marah.
Mendengar bahwa serangkaian kematian misterius itu kembali ke Seoul, Raehoon pikir ini semua ada kaitannya dengan kasus dua tahun lalu. Kasus yang sempat ditanganinya selama beberapa bulan. Kasus yang melibatkan orang yang sangat disayanginya.
Raehoon lalu menatap keluar jendela. Dia bisa saja melakukan penyelidikan saat ini juga, tapi dia ragu. Dia takut, ini bukan bidangnya sekarang. Dia butuh bantuan.
“Apakah.. ini menyangkut.. si psikopat itu?” tanya Raehoon lagi.
“Si pembunuh gila itu? Dia sudah di hukum mati dua tahun lalu, Raehoon-ah. Mana mungkin dia terlibat semua ini. Aku pikir, mungkin ada seseorang yang mengikuti jejak si psikopat itu, hanya saja kita tidak tahu siapa dia. Kau mau menyelidikinya?” tanya Sungmin.
“Nde.” Jawab Raehoon pelan, hampir berbisik. “Dia masih ada di Seoul, kan?”
Sungmin mengerutkan keningnya. “Siapa?”
“Kau pasti tahu siapa dia.”
------------------------------
Donghae baru saja bangun tidur, saat sebuah Koran pagi tergeletak manis di meja makannya. Dia seakan-akan meminta untuk dibaca, menawarkan sesuatu yang membuat Donghae penasaran. Sedikit mengusap matanya, Donghae membaca headline perlahan, dan lagi-lagi terkejut mengetahuinya.
Lima Orang Tewas Mengenaskan Dalam Satu Hari.
Donghae menyesal. Dia sangat menyesal karena hanya berhasil melihat satu korban. Dia sudah cukup menyesal saat itu, tidak berhasil menghentikan peristiwa kematian aneh itu dan malah menambah korban sebanyak empat orang.
Ini benar-benar sudah liar, pikirnya. Harus dihentikan.
“Tapi, dimana aku akan memulainya?” tanya Donghae pada dirinya sendiri. Dia tidak dipercayai siapapun saat ini, setelah kecelakaan dua tahun lalu merubah segalanya, termasuk merubah penglihatannya menjadi lebih istimewa.
Hyuung! Aku dapat informasi penting!” suara Kyuhyun membuyarkan lamuannya. Donghae menoleh lalu bertanya dengan suaranya yang masih serak.
“Apa?”
Aku bergentayangan di sekitar pusat kota bersama Hyukjae hyung dan melakukan sedikit penyelidikan. Si shinigami ini, yang Hyukjae hyung katakan padamu kemarin malam, dia membunuh dengan.. cara yang ajaib.” Jawab Kyuhyun, terdengar sedikit ketakutan.
“Ajaib? Maksudmu?”tanya Donghae tidak mengerti.
Hyung, menyeramkan pokoknya!” jerit Kyuhyun.
“Lalu, kalau bisa melihatnya itu berarti kau bisa menyentuhnya? Kalian sesama makhluk ektoplasma, kan?” tanya Donghae.
Ne, tapi aku terlalu takut, hyung. Dia menyeramkan. Jubahnya hitam panjang, dia kurus, dan seperti shinigami yang sering kulihat di kartun. Dia membawa-bawa kapak seperti.. pokoknya menyeramkan, hyung! Kau pasti bisa melihatnya sendiri!” kata Kyuhyun, menutup matanya.
Donghae menatap Kyuhyun, memperhatikannya dari atas sampai bawah. Benar apa yang dilihat Kyuhyun, dia tidak salah. Bayangannya tentang shinigami yang merenggut nyawa orang yang sangat dicintainya itu persis seperti yang Kyuhyun ceritakan.
Ternyata, dia sudah berubah bentuk menjadi sebuah ektoplasma juga.
Dia belum puas membunuh.
---------------------------------------
Siang itu cukup terik bagi Donghae, tapi tetap tidak menyurutkan niatnya untuk mencari informasi tentang lima korban kemarin. Dia bertekad ingin mencari, memusnahkan shinigami itu.
Tapi sampai saat ini dia tidak tahu bagaimana caranya. Sulit untuk memusnahkan yang telah kembali dari kematian. Bahkan dari sekian banyak buku tentang kekuatan supranatural yang dibacanya. Memanfaatkan air suci saja tidak cukup.
Dia memarkir mobilnya di depan pemakaman, turun dari mobil dan berjalan pelan memasuki pemakaman. Beberapa makhluk ektoplasma yang sedang bercakap-cakap di makam mereka memandang Donghae heran sedangkan dia hanya tersenyum simpul kearah dua makhluk ektoplasma itu dan menambah kebingungan mereka.
Langkahnya terhenti saat sosok seorang yeoja tengah berdiri di depan makam orangtuanya, menyimpan sebuket bunga dan sedikit terisak. Donghae hampir mencoba untuk pergi lagi, tapi dia terlambat. Yeoja itu sudah melihatnya.
“Annyeong haseyo, Donghae-ya.”
Donghae menoleh, berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apapun dihadapan yeoja itu. Dia melangkah mendekati yeoja itu dan berdiri dihadapan makam orangtuanya.
“Kenapa kau kembali?” tanya Donghae akhirnya, nadanya dibuat sepelan mungkin.
Yeoja itu hanya tersenyum. “Tidak boleh?”
Donghae menghela napasnya, berjongkok lalu mengusap nisan yang bertuliskan nama kedua orangtuanya. Dia selalu berharap dapat melihat bayangan ektoplasma dari kedua orangtuanya, tapi sampai saat ini harapannya itu tidak pernah terwujud. Dia tahu, arwah kedua orangtuanya sudah benar-benar kembali ke alamnya.
“Orangtuamu.. sangat baik kepadaku, bahkan sampai terakhir aku melihat mereka.. Mereka sudah seperti orangtuaku sendiri..” kata yeoja itu, membuat Donghae menahan air mata yang membendung di sudut matanya. Dia masih menjaga gengsinya untuk tidak menangis di depan yeoja.
“Kau kembali karena.. kasus?” tanya Donghae, kembali berdiri tapi tetap tidak menatap yeoja itu sedikitpun.
“Tidak.” Jawab yeoja itu santai. “Bahkan aku baru mengetahuinya saat membaca headline Koran di bandara.”
Yeoja itu lalu menatap Donghae dari samping. Dia memperhatikan setiap lekukan yang ada di wajah namja itu. Tidak ada yang berubah, batinnya.
“Kenapa kau memilih untuk keluar? Kemampuanmu bisa digunakan.” Kata yeoja itu pelan.
“Aku tidak akan menggunakannya.” Kata Donghae tak kalah pelannya dari yeoja itu. “Aku memang sudah terbiasa tapi menurutku tidak akan ada gunanya.”
“Kalau begitu, kenapa kau keluar?”
Donghae menatap nisan kedua orangtuanya kosong, tidak menjawab pertanyaan yeoja itu dan memilih diam.
“Kau.. takut hal yang sama terjadi lagi? Kau takut kehilangan lagi?” tanya yeoja itu.
Donghae tidak bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk yeoja di hadapannya itu. Dia tahu dia sangat merindukan yeoja itu, meskipun pada awalnya dia berniat untuk tidak memeluk yeoja itu, akhirnya dia kalah oleh kata hati kecilnya.
Dia mendekap yeoja itu erat.
“Bogoshippo.” Bisiknya. “Kau membuatku gila dua tahun, Raehoon-ah.”
Raehoon hanya tersenyum simpul dan membalas dekapan Donghae, membiarkan namja itu melepas semua kerinduannya.
Hyuung, ini pemakaman. Jangan melakukan adegan mesra di tempat seperti ini!
Suara dari Kyuhyun yang tentunya hanya bisa didengar oleh Donghae membuatnya mendecakkan lidah pelan. Dia menatap Kyuhyun dan Hyukjae yang berdiri tepat didepannya dingin. Sementara kedua makhluk ektoplasma itu tetap tertawa mengejek dan bahkan bersiul.
Donghae melepaskan dekapannya, menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
“Kupikir aku akan pergi sekarang.” Kata Donghae akhirnya, batal sudah niatnya untuk mencari informasi dari pemakaman.
Raehoon tersenyum kearah Donghae, menatap mata namja itu dalam. “Kau yakin tidak ingin berkunjung ke rumahku?”
Donghae menggeleng. “Sebenarnya, aku sedikit penasaran dengan kasus ini. Aku akan menyelidikinya tanpa bantuan kepolisian. Mianhae, kali ini mungkin akan kuselesaikan sendiri.”
“Baiklah, terserah kau. Tapi, kalau kau butuh bantuan, jangan sungkan meneleponku. Aku bisa membantumu.” Kata Raehoon.
Dia memperhatikan setiap langkah Donghae yang mulai menjauhi pemakaman, menuju mobilnya sampai akhirnya dia benar- benar hilang dari pandangan.
Seulas senyum tipis tersungging di bibir Raehoon yang terkatup rapat.
Tanpa ia sadari, sebuah bayangan ektoplasma yang memakai jubah hitam, bertubuh kurus, dan menyeramkan memperhatikan setiap percakapan mereka. Senyum licik tersungging di bibir makhluk ektoplasma itu.
Senyum yang sangat berarti.

TBC==>