Only Share What's In My Mind

Kamis, 07 Juni 2012

TwoShot FF// I Won't Let You Go// Romance, Sad


Cast: Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim Jongwoon
Genre: Romance, Sad
Note: Read by yourself ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------
Recommended song : F.I.X, Please Don’t Say
------------------------------------------------------------------------------------------------
**Satu Tahun Kemudian**
=Donghae POV=
Married
Jung Raehoon and Kim Jongwoon
Seoul Open Garden, 21 June 2012
08.00 KST
Aku menatap undangan itu lekat-lekat, sesekali mengerjap-ngerjapkan mataku, melihatnya dengan jelas. Benar apa yang ada di tanganku ini? Raehoon? Raehoon yang selama ini kukenal, menikah dengan sahabatku sendiri? Apakah ini mimpi?
Aku menyesali perbuatanku sendiri. Aku sudah meninggalkannya setahun lalu, karena aku tidak bisa melihatnya menangis saat melihatku pergi. Aku terpaksa melakukan itu demi kebaikannya. Aku masih sangat mencintainya. Andai saja semua ini hanya mimpi, namakulah yang ada disamping namanya.
Pipiku mulai terasa basah. Aku menyeka air mata yang keluar tanpa kuminta ini. Dadaku terasa sakit, lebih sakit daripada yang biasa kurasakan. Napasku mulai terasa sesak. Sulit sekali untuk mengambil napas. Aku mulai kehilangan keseimbanganku. Pandanganku mulai kabur.
Seseorang memapah tubuhku yang mulai terjatuh. Aku tidak tahu siapa orang itu sampai ku mendengar suaranya.
“Donghae! Ya! Donghae oppa!” suara Jessica bergema di telingaku.

=Raehoon POV=
Aku benar-benar melakukannya. Aku benar-benar menyetujui permintaan Yesung untuk menikahiku. Aku tidak memikirkannya matang-matang. Aku tahu Donghae sudah bahagia bersama Jessica sekarang, tapi rasa cintaku padanya belum berubah. Aku tidak bisa melupakannya.
Hari pernikahanku besok. Harusnya aku bahagia. Harusnya hari ini aku dipenuhi dengan perasaan senang dan nervous. Tapi yang kurasakan hari ini malah sebaliknya. Aku merasa sangat sedih. Aku ingin sekali menangis, tapi tidak mungkin rasanya menangis dihadapan para desainer yang sedang membantuku mencarikan gaun pengantin yang cocok.
Yesung masuk kedalam ruangan. Harus kuakui dia tampak tampan dengan tuxedo putihnya. Aku yakin dia sedang memperhatikanku yang sedang memakai gaun pengantin berwarna putih panjang dengan lengan sebahu. Rambutku kubiarkan terurai. Aku pura-pura tidak melihatnya kemari.
“Cantik sekali kamu, Raehoon-ah…” Yesung memujiku.
Aku hanya tersenyum simpul. “Gomawo.”
Yesung mulai mendekatiku. “Tolong biarkan kami berdua dulu.”katanya kepada para desainer yang sedang merapikan pakaianku. Desainer itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan bersama teman-temannya.
Kini hanya ada aku dan Yesung. Dia berdiri tepat didepanku, wajahnya berseri-seri. Senyum tersungging di bibirnya. Matanya yang sipit menatap mataku. Aku berusaha membuang pandanganku, menghindari matanya, tapi tidak bisa.
“Kau sungguh cantik.” Katanya.
Lagi-lagi aku hanya tersenyum simpul. Aku tidak mengharapkan pujian darinya, tapi mau bagaimana lagi. Dia calon suamiku.
“Hei, kenapa diam terus? Kamu gugup?”
Aku mengangguk, padahal aku sedang berbohong. Aku sama sekali tidak merasa gugup.
Tak kusangka dia mengalungkan lengannya di leherku, lalu mendongakkan daguku. Dia mencium bibirku lembut. Aku hanya terdiam dan tidak membalasnya. Tubuhku terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Bukan, bukan ciuman darinyalah yang aku inginkan.
Dia lalu mentapaku dengan tersenyum nakal. “Bagaimana, kau suka?”
Dengan lemah aku mengangguk, lalu kuusahakan tersenyum. “Ne, aku suka.”
Dia menyentil pipiku lembut. “Besok, adalah hari special kita. Jadi jangan khawatir, semuanya akan berjalan baik-baik saja.”
Setelah itu dia pergi. Aku masih terpaku ditempat dan menyentuh bibirku. Kurasakan air mata mulai mengalir di pipiku. Aku tidak mau menyekanya. Ini sangat sulit buatku. Disatu sisi aku tidak ingin menyakiti perasaan Yesung, tapi aku masih sangat menyayangi Donghae. Aku ingin namaku dan namanya tertulis berdampingan di kartu undangan, bukan namaku dengan Yesung.
Kenapa Donghae? Kenapa kamu meninggalkanku tanpa sebab? Aku masih sangat menyayangimu. Kumohon, Donghae, kembalilah.

=Donghae POV=
“Oppa.. bangunlah..” suara Jessica berhasil membangunkanku. Aku menatap kesekelilingku. Ada Hyukkie, Jessica, dan Siwon yang kuyakin dari tadi mengerubungi kasurku.
Aku mengerang lalu memegang dadaku yang masih terasa sakit. Astaga, rasa ini tidak mau hilang rupanya.
“Donghae-ah.”Hyukkie memelukku. Aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya.
“Gwenchanayo?”tanya Siwon.
Aku mengangguk. “Gwenchana.”

Jessica tersenyum, tapi dia hanya menggenggam tanganku. “Maafkan aku, oppa.. selama aku bersamamu, aku belum pernah membahagiakanmu. Mianhae..”
Aku mengelus kepalanya lembut. “Jangan berkata seperti itu, itu hanya akan menyiksamu.”
Jessica menyeka air matanya yang mulai mengering. “Aku tahu, aku terlalu egois untuk bisa bersamamu. Padahal, niatku hanya ingin merawatmu hingga..”ucapannya terhenti.
Aku termenung lagi. Benar kata Jessica, hidupku nggak akan lama lagi. Mungkin besok aku sudah tiada, dengan keadaanku yang semakin parah setiap waktunya. Karena itulah, aku tidak ingin Raehoon khawatir kepadaku. Aku tidak ingin menyaksikannya menangis, itu membuatku tambah sakit.
“Kalau kau.. ingin datang ke pernikahan Raehoon.. aku siap menjadi pendampingmu.”kata Raehoon terbata-bata.
Aku tersenyum. “Tentu saja aku mau.”

21 Juni 2012, Seoul Open Garden, Raehoon+Yesung Wedding.
=Raehoon POV=
Aku masih bersiap di ruang make up. Eomma yang membantuku memakai tiara dan memoles wajahku. Aku hanya pasrah sambil terus berkhayal bahwa ini semua pernikahanku dengan Donghae, dan seharusnya aku senang.
Eomma tersenyum. “Aku tinggal dulu, ne?”
Aku mengangguk lalu menatap diriku dalam cermin. Siapa ini? Ini bukan aku yang kukenal. Harusnya aku tidak memakai semua omong kosong ini. Apa yang salah denganku?
Pelupuk mataku mulai basah oleh air mata. Aku menyekanya pelan, aku tidak boleh merusak make up yang telah dibuatkan eomma untukku.
Pintu ruangan diketuk oleh seseorang. Aku membiarkannya masuk, dan terkejut saat melihat siapa yang datang.
Jessica dan Donghae.
Jessica tampak sangat berseri-seri. Dia membawa sekotak hadiah. Aku terlalu malas untuk membukanya. Dia tersenyum lalu memelukku.
“Chukkae, eonni! Akhirnya kau menikah.”katanya.
Aku hanya tersenyum pahit lalu melihat Donghae yang tepat berada dibelakang Jessica. Wajahnya tampak sangat pucat, dibalik tuxedo hitam yang ia kenakan hari ini.
Jessica melihatku dan Donghae yang saling bertatapan. Tatapannya menyiratkan bahwa aku harus berduaan dengannya dulu. Jadi dia meninggalkan kami berdua.

=Donghae POV=
“Selamat.”kataku akhirnya. Dadaku mulai terasa sakit lagi.
Raehoon hanya menunduk. Rambutnya yang panjang menutupi mukanya. “Bukan ini yang aku inginkan.”
aku tidak bisa menahan diriku lagi. Aku memeluknya, dengan harapan dia akan membalas pelukanku. Dan yang kudapatkan lebih dari sekedar itu. Dia menatap wajahku. Aku bisa melihat dengan jelas pipinya yang basah oleh air mata, dan lama-lama bayangan itu makin jelas.
Bibirku dan bibirnya saling bertemu. Dia menciumku cukup lama dan aku membalasnya, aku ingin membuatnya merasa nyaman untuk yang terakhir kalinya. Aku dapat merasakan hembusan napasnya yang berat dan tak beraturan.
Aku menatap wajahnya cukup lama, berharap dia berhenti menangis karena sekarang dadaku benar-benar sakit.
“Kumohon. Kalau kau kembali kepadaku, aku akan batalkan pernikahanku dengan Yesung saat ini juga.”kata Raehoon disela-sela tangisnya.
Aku menggeleng lalu mengusap air matanya. “Tidak, aku tidak bisa,Raehoon.”
Raehoon kembali menangis. “Kalau begitu, kenapa kamu datang kesini? Aku sangat mengharapkanmu kembali padaku. Kau hanya datang untuk memberiku ucapan selamat? Itu nggak ada artinya, Hae. Bukan itu yang aku inginkan darimu.”
Aku hanya tersenyum simpul. Raehoon belum tahu masalahnya, aku yakin itu.
“Aku yakin Yesung pasti bisa menjagamu dengan baik.”aku memberi jeda pada ucapanku, berharap Raehoon menatap mataku. Ya, dia memang melakukannya dan aku senang dia melakukan itu.
“Aku hanya ingin melihatmu..”aku memeluknya erat-erat. Dia balas memelukku. Aku harap dengan begini rasa sakit di dadaku mulai menghilang, nyatanya semakin lama dadaku semakin sakit.
Pandanganku mulai kabur lagi, dan aku merasa keseimbanganku mulai menghilang. Semuanya menjadi buram dimataku.

=Raehoon POV=
“Aku hanya ingin melihtamu..” Donghae memelukku. Aku tidak mengerti apa maksudnya, aku hanya ingin membalas pelukannya. Aku merasa akan kehilangan Donghae, seperti aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Perasaan apa ini?
Napas Donghae terdengar tidak beraturan ditelingaku. Tubuhnya semakin lama semakin terasa berat. Dan tiba-tiba saja dia jatuh.
“Astaga! Donghae!” jeritku. Aku memapah tubuhnya. Kulihat wajahnya tampak sangat pucat. Terutama bibirnya. Seharusnya bibir itu berwarna merah seperti biasanya. Seharusnya wajahnya berseri seperti biasanya.
“Aku.. hanya ingin melihatmu untuk.. yang terakhir kalinya, Raehoon-ah..” katanya lemah, sambil tersenyum.
Aku menggeleng. “Maksudmu?”
“Aku tidak punya banyak waktu lagi sekarang. Maaf sebelumnya aku tidak memberi tahumu. Setahun yang lalu aku divonis menderita kanker paru-paru, semakin hari keadaanku semakin memburuk. Dokter bilang hidupku tidak akan lama lagi. Makanya, aku meninggalikanmu karena aku tidak ingin melihatmu bersedih karena ku.”
Aku menangis lagi. Donghae pabbo, harusnya dia memberi tahuku dari awal!
Donghae memegangi dadanya sambil menyerngit kesakitan. Aku berusaha membantunya sambil menatap matanya, berharap rasa sakitnya akan segera hilang.
“Aku.. tidak..punya..banyak..waktu.. mianhae.. Raehoon-ah.. aku sudah membuatmu.. bersedih sepanjang.. tahun ini.. tapi.. sekarang aku ingin.. kamu bahagia.. bersama Yesung… karena dia.. bisa.. menjagamu..” Donghae berkata dengan terbata-bata, aku yakin dia merasa sangat kesakitan.
“jangan berkata seperti itu, Donghae.. kamu akan baik-baik saja, kamu masih punya banyak waktu bersamaku.” Kataku, berusaha tersenyum walau sulit sekali rasanya.
Donghae hanya tersenyum. Aku mendengar suara pintu dibuka. Aku tidak melihat siapa yang datang dan aku tidak peduli.
“aku hanya.. ingin mengucapkannya.. untuk yang terakhir kalinya..” Donghae menarik tubuhku lembut, dan aku membiarkannya melakukan itu.
“saranghaeyo.. Raehoon-ah..” lalu dia menciumku. Aku membiarkannya melakukan itu. Aku tidak ingin melepaskan ciuman ku ini untuk selamanya. Air mataku sudah mengalir dari tadi dan sekarang pasti membasahi pipi Donghae.
“Saranghae.. Raehoon..”katanya, lalu matanya terpejam.
Kenapa? Kenapa dia berhenti bernapas? Kenapa matanya terpejam? Kenapa?
“donghae..”aku menggerakkan tubuhnya. “Donghae!”
Aku memeluk tubuh Donghae yang sudah kaku. Tubuhnya sangat dingin.
“Nado, donghae.. nado saranghae..” isakku, berharap setelah aku mengatakan ini dia akan terbangun kembali. Nyatanya tidak. Dia tetap terpejam dan tidak bergerak.
Yesung memelukku dari belakang. “Sudahlah, Raehoon. Relakan dia..”
Aku terus menangis sambil memeluk Donghae. Donghae oppa, I wont let you go.. :’(