Cast: Lee Donghae, Jung Raehoon, Kim
Jongwoon
Genre: Romance, Sad
Note: Read by yourself ^.^
------------------------------------------------------------------------------------------------
Recommended song : F.I.X, Please Don’t Say
------------------------------------------------------------------------------------------------
**Satu Tahun Kemudian**
=Donghae POV=
Married
Jung Raehoon and Kim Jongwoon
Seoul Open Garden, 21 June 2012
08.00 KST
Aku
menatap undangan itu lekat-lekat, sesekali mengerjap-ngerjapkan mataku,
melihatnya dengan jelas. Benar apa yang ada di tanganku ini? Raehoon? Raehoon
yang selama ini kukenal, menikah dengan sahabatku sendiri? Apakah ini mimpi?
Aku
menyesali perbuatanku sendiri. Aku sudah meninggalkannya setahun lalu, karena
aku tidak bisa melihatnya menangis saat melihatku pergi. Aku terpaksa melakukan
itu demi kebaikannya. Aku masih sangat mencintainya. Andai saja semua ini hanya
mimpi, namakulah yang ada disamping namanya.
Pipiku
mulai terasa basah. Aku menyeka air mata yang keluar tanpa kuminta ini. Dadaku
terasa sakit, lebih sakit daripada yang biasa kurasakan. Napasku mulai terasa
sesak. Sulit sekali untuk mengambil napas. Aku mulai kehilangan keseimbanganku.
Pandanganku mulai kabur.
Seseorang
memapah tubuhku yang mulai terjatuh. Aku tidak tahu siapa orang itu sampai ku
mendengar suaranya.
“Donghae!
Ya! Donghae oppa!” suara Jessica bergema di telingaku.
=Raehoon
POV=
Aku
benar-benar melakukannya. Aku benar-benar menyetujui permintaan Yesung untuk
menikahiku. Aku tidak memikirkannya matang-matang. Aku tahu Donghae sudah
bahagia bersama Jessica sekarang, tapi rasa cintaku padanya belum berubah. Aku
tidak bisa melupakannya.
Hari
pernikahanku besok. Harusnya aku bahagia. Harusnya hari ini aku dipenuhi dengan
perasaan senang dan nervous. Tapi yang kurasakan hari ini malah sebaliknya. Aku
merasa sangat sedih. Aku ingin sekali menangis, tapi tidak mungkin rasanya
menangis dihadapan para desainer yang sedang membantuku mencarikan gaun
pengantin yang cocok.
Yesung
masuk kedalam ruangan. Harus kuakui dia tampak tampan dengan tuxedo putihnya.
Aku yakin dia sedang memperhatikanku yang sedang memakai gaun pengantin
berwarna putih panjang dengan lengan sebahu. Rambutku kubiarkan terurai. Aku
pura-pura tidak melihatnya kemari.
“Cantik
sekali kamu, Raehoon-ah…” Yesung memujiku.
Aku
hanya tersenyum simpul. “Gomawo.”
Yesung mulai
mendekatiku. “Tolong biarkan kami berdua dulu.”katanya kepada para desainer
yang sedang merapikan pakaianku. Desainer itu mengangguk lalu meninggalkan
ruangan bersama teman-temannya.
Kini
hanya ada aku dan Yesung. Dia berdiri tepat didepanku, wajahnya berseri-seri.
Senyum tersungging di bibirnya. Matanya yang sipit menatap mataku. Aku berusaha
membuang pandanganku, menghindari matanya, tapi tidak bisa.
“Kau
sungguh cantik.” Katanya.
Lagi-lagi
aku hanya tersenyum simpul. Aku tidak mengharapkan pujian darinya, tapi mau
bagaimana lagi. Dia calon suamiku.
“Hei,
kenapa diam terus? Kamu gugup?”
Aku
mengangguk, padahal aku sedang berbohong. Aku sama sekali tidak merasa gugup.
Tak
kusangka dia mengalungkan lengannya di leherku, lalu mendongakkan daguku. Dia
mencium bibirku lembut. Aku hanya terdiam dan tidak membalasnya. Tubuhku terasa
kaku dan tidak bisa bergerak. Bukan, bukan ciuman darinyalah yang aku inginkan.
Dia
lalu mentapaku dengan tersenyum nakal. “Bagaimana, kau suka?”
Dengan
lemah aku mengangguk, lalu kuusahakan tersenyum. “Ne, aku suka.”
Dia
menyentil pipiku lembut. “Besok, adalah hari special kita. Jadi jangan
khawatir, semuanya akan berjalan baik-baik saja.”
Setelah
itu dia pergi. Aku masih terpaku ditempat dan menyentuh bibirku. Kurasakan air
mata mulai mengalir di pipiku. Aku tidak mau menyekanya. Ini sangat sulit
buatku. Disatu sisi aku tidak ingin menyakiti perasaan Yesung, tapi aku masih
sangat menyayangi Donghae. Aku ingin namaku dan namanya tertulis berdampingan
di kartu undangan, bukan namaku dengan Yesung.
Kenapa
Donghae? Kenapa kamu meninggalkanku tanpa sebab? Aku masih sangat menyayangimu.
Kumohon, Donghae, kembalilah.
=Donghae
POV=
“Oppa..
bangunlah..” suara Jessica berhasil membangunkanku. Aku menatap kesekelilingku.
Ada Hyukkie, Jessica, dan Siwon yang kuyakin dari tadi mengerubungi kasurku.
Aku
mengerang lalu memegang dadaku yang masih terasa sakit. Astaga, rasa ini tidak
mau hilang rupanya.
“Donghae-ah.”Hyukkie
memelukku. Aku hanya tersenyum lalu membalas pelukannya.
“Gwenchanayo?”tanya
Siwon.
Aku
mengangguk. “Gwenchana.”
Jessica
tersenyum, tapi dia hanya menggenggam tanganku. “Maafkan aku, oppa.. selama aku
bersamamu, aku belum pernah membahagiakanmu. Mianhae..”
Aku
mengelus kepalanya lembut. “Jangan berkata seperti itu, itu hanya akan
menyiksamu.”
Jessica
menyeka air matanya yang mulai mengering. “Aku tahu, aku terlalu egois untuk
bisa bersamamu. Padahal, niatku hanya ingin merawatmu hingga..”ucapannya
terhenti.
Aku
termenung lagi. Benar kata Jessica, hidupku nggak akan lama lagi. Mungkin besok
aku sudah tiada, dengan keadaanku yang semakin parah setiap waktunya. Karena
itulah, aku tidak ingin Raehoon khawatir kepadaku. Aku tidak ingin
menyaksikannya menangis, itu membuatku tambah sakit.
“Kalau
kau.. ingin datang ke pernikahan Raehoon.. aku siap menjadi pendampingmu.”kata
Raehoon terbata-bata.
Aku
tersenyum. “Tentu saja aku mau.”
21 Juni 2012, Seoul Open Garden, Raehoon+Yesung
Wedding.
=Raehoon
POV=
Aku
masih bersiap di ruang make up. Eomma yang membantuku memakai tiara dan memoles
wajahku. Aku hanya pasrah sambil terus berkhayal bahwa ini semua pernikahanku
dengan Donghae, dan seharusnya aku senang.
Eomma
tersenyum. “Aku tinggal dulu, ne?”
Aku
mengangguk lalu menatap diriku dalam cermin. Siapa ini? Ini bukan aku yang
kukenal. Harusnya aku tidak memakai semua omong kosong ini. Apa yang salah
denganku?
Pelupuk
mataku mulai basah oleh air mata. Aku menyekanya pelan, aku tidak boleh merusak
make up yang telah dibuatkan eomma untukku.
Pintu
ruangan diketuk oleh seseorang. Aku membiarkannya masuk, dan terkejut saat
melihat siapa yang datang.
Jessica
dan Donghae.
Jessica
tampak sangat berseri-seri. Dia membawa sekotak hadiah. Aku terlalu malas untuk
membukanya. Dia tersenyum lalu memelukku.
“Chukkae,
eonni! Akhirnya kau menikah.”katanya.
Aku
hanya tersenyum pahit lalu melihat Donghae yang tepat berada dibelakang
Jessica. Wajahnya tampak sangat pucat, dibalik tuxedo hitam yang ia kenakan
hari ini.
Jessica
melihatku dan Donghae yang saling bertatapan. Tatapannya menyiratkan bahwa aku
harus berduaan dengannya dulu. Jadi dia meninggalkan kami berdua.
=Donghae
POV=
“Selamat.”kataku
akhirnya. Dadaku mulai terasa sakit lagi.
Raehoon
hanya menunduk. Rambutnya yang panjang menutupi mukanya. “Bukan ini yang aku
inginkan.”
aku
tidak bisa menahan diriku lagi. Aku memeluknya, dengan harapan dia akan
membalas pelukanku. Dan yang kudapatkan lebih dari sekedar itu. Dia menatap
wajahku. Aku bisa melihat dengan jelas pipinya yang basah oleh air mata, dan
lama-lama bayangan itu makin jelas.
Bibirku
dan bibirnya saling bertemu. Dia menciumku cukup lama dan aku membalasnya, aku
ingin membuatnya merasa nyaman untuk yang terakhir kalinya. Aku dapat merasakan
hembusan napasnya yang berat dan tak beraturan.
Aku
menatap wajahnya cukup lama, berharap dia berhenti menangis karena sekarang
dadaku benar-benar sakit.
“Kumohon.
Kalau kau kembali kepadaku, aku akan batalkan pernikahanku dengan Yesung saat
ini juga.”kata Raehoon disela-sela tangisnya.
Aku
menggeleng lalu mengusap air matanya. “Tidak, aku tidak bisa,Raehoon.”
Raehoon
kembali menangis. “Kalau begitu, kenapa kamu datang kesini? Aku sangat
mengharapkanmu kembali padaku. Kau hanya datang untuk memberiku ucapan selamat?
Itu nggak ada artinya, Hae. Bukan itu yang aku inginkan darimu.”
Aku
hanya tersenyum simpul. Raehoon belum tahu masalahnya, aku yakin itu.
“Aku
yakin Yesung pasti bisa menjagamu dengan baik.”aku memberi jeda pada ucapanku,
berharap Raehoon menatap mataku. Ya, dia memang melakukannya dan aku senang dia
melakukan itu.
“Aku
hanya ingin melihatmu..”aku memeluknya erat-erat. Dia balas memelukku. Aku
harap dengan begini rasa sakit di dadaku mulai menghilang, nyatanya semakin
lama dadaku semakin sakit.
Pandanganku
mulai kabur lagi, dan aku merasa keseimbanganku mulai menghilang. Semuanya
menjadi buram dimataku.
=Raehoon
POV=
“Aku
hanya ingin melihtamu..” Donghae memelukku. Aku tidak mengerti apa maksudnya,
aku hanya ingin membalas pelukannya. Aku merasa akan kehilangan Donghae,
seperti aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Perasaan apa ini?
Napas
Donghae terdengar tidak beraturan ditelingaku. Tubuhnya semakin lama semakin
terasa berat. Dan tiba-tiba saja dia jatuh.
“Astaga!
Donghae!” jeritku. Aku memapah tubuhnya. Kulihat wajahnya tampak sangat pucat.
Terutama bibirnya. Seharusnya bibir itu berwarna merah seperti biasanya.
Seharusnya wajahnya berseri seperti biasanya.
“Aku..
hanya ingin melihatmu untuk.. yang terakhir kalinya, Raehoon-ah..” katanya
lemah, sambil tersenyum.
Aku
menggeleng. “Maksudmu?”
“Aku
tidak punya banyak waktu lagi sekarang. Maaf sebelumnya aku tidak memberi
tahumu. Setahun yang lalu aku divonis menderita kanker paru-paru, semakin hari keadaanku
semakin memburuk. Dokter bilang hidupku tidak akan lama lagi. Makanya, aku
meninggalikanmu karena aku tidak ingin melihatmu bersedih karena ku.”
Aku
menangis lagi. Donghae pabbo, harusnya dia memberi tahuku dari awal!
Donghae
memegangi dadanya sambil menyerngit kesakitan. Aku berusaha membantunya sambil
menatap matanya, berharap rasa sakitnya akan segera hilang.
“Aku..
tidak..punya..banyak..waktu.. mianhae.. Raehoon-ah.. aku sudah membuatmu..
bersedih sepanjang.. tahun ini.. tapi.. sekarang aku ingin.. kamu bahagia..
bersama Yesung… karena dia.. bisa.. menjagamu..” Donghae berkata dengan
terbata-bata, aku yakin dia merasa sangat kesakitan.
“jangan
berkata seperti itu, Donghae.. kamu akan baik-baik saja, kamu masih punya
banyak waktu bersamaku.” Kataku, berusaha tersenyum walau sulit sekali rasanya.
Donghae
hanya tersenyum. Aku mendengar suara pintu dibuka. Aku tidak melihat siapa yang
datang dan aku tidak peduli.
“aku
hanya.. ingin mengucapkannya.. untuk yang terakhir kalinya..” Donghae menarik
tubuhku lembut, dan aku membiarkannya melakukan itu.
“saranghaeyo..
Raehoon-ah..” lalu dia menciumku. Aku membiarkannya melakukan itu. Aku tidak
ingin melepaskan ciuman ku ini untuk selamanya. Air mataku sudah mengalir dari
tadi dan sekarang pasti membasahi pipi Donghae.
“Saranghae..
Raehoon..”katanya, lalu matanya terpejam.
Kenapa?
Kenapa dia berhenti bernapas? Kenapa matanya terpejam? Kenapa?
“donghae..”aku
menggerakkan tubuhnya. “Donghae!”
Aku memeluk
tubuh Donghae yang sudah kaku. Tubuhnya sangat dingin.
“Nado,
donghae.. nado saranghae..” isakku, berharap setelah aku mengatakan ini dia
akan terbangun kembali. Nyatanya tidak. Dia tetap terpejam dan tidak bergerak.
Yesung memelukku
dari belakang. “Sudahlah, Raehoon. Relakan dia..”
Aku terus
menangis sambil memeluk Donghae. Donghae oppa, I wont let you go.. :’(